IDGooners.com – Dua tim yang jauh dari kata konsisten akan bersua di Emirates Stadium pada hari Sabtu, (23/4/2022) pukul 18.30 WIB. Laga yang akan dipimpin oleh Craig Pawson berpotensi menyuguhkan tontonan yang amat menarik. Mengingat Arsenal dan Manchester United sama-sama harus meraih poin penuh demi menjaga asa menuju Liga Champions musim depan.
Baik The Gunners maupun The Red Devils hanya mengantongi dua kemenangan di lima pertandingan Premier Leagua terakhir. Namun, tim asuhan Mikel Arteta lebih percaya diri karena mereka tidak terkalahkan di tiga pertemuan kandang terakhir melawan Manchester United. Nketiah dan kawan-kawan juga punya bekal penting pasca menaklukan Chelsea di Stamford Bridge tengah pekan lalu.
Manchester Merah datang dengan angin segar setelah diumumkannya Erik Ten Haag sebagai pelatih baru untuk musim depan. Meskipun pelatih yang saat ini menukangi Ajax itu belum bisa mendampingi anak asuhnya, namun suasana ruang ganti akan lebih fresh. Terlebih sang mega bintang, Cristiano Ronaldo, siap memimpin lini depan pasukan Setan Merah.
Kemungkinan besar kedua tim ingin “tancap gas” untuk mencetak gol di awal laga. Gol pertama bisa menjadi penentu laga namun mental jauh lebih menentukan. Bagi Arsenal, pertandingan ini sangat penting. Mereka harus mengeluarkan segala upaya secara fisik maupun mental untuk memenangkan laga ini.
HARUSKAH MEMPERTAHANKAN THE WINNING TEAM ?
Arteta mengambil keputusan yang cukup bijak ketika berhadapan dengan Chelsea pada pekan sebelumnya. Pemilihan Elneny dan Xhaka sebagai double pivot membuat lini tengah Arsenal cukup seimbang dan solid. Ditambah dengan performa ciamik Nketiah yang berhasil mencetak 2 gol ke gawang Mendy
Tapi, perlukah sebelas pemain ini tetap diturunkan untuk menghadapi Manchester United?
Bagi penulis pribadi, Arteta perlu menerapkan pola yang sama dengan penyesuaian penempatan pemain.
Berkaca dari gaya permainan Setan Merah, terdapat kelemahan yang bisa Saka dan kawan-kawan manfaatkan. Barisan pertahanan mereka cenderung lebih mudah terbongkar ketika ada dua sayap yang menjaga kelebaran. Bermain sabar dengan kombinasi umpan pendek di tengah untuk memancing para pemain MU meninggalkan posisinya hingga tercipta ruang di belakang pertahanan yang bisa dieksploitasi oleh pemain sayap Arsenal. Maka dari itu, Martinelli lebih cocok mengisi sayap kiri.
Dengan skema ini, peran double pivot sangat krusial. Peran mereka sangat penting baik pada fase bertahan, menyerang maupun transisi. Tavares akan sering overlaping untuk menciptakan situasi wide overload di sisi kiri. Pada momen tersebut, tugas double pivot adalah menutup ruang yang Tavares tinggalkan.
Untuk posisi lainnya, Arteta bisa menggunakan pemain yang sama. Namun, ada pilihan di posisi bek kanan untuk Cedric dan mengembalikan posisi Ben White. Yang penting, Cedric jangan sampai mengambil set piece.
MENGEMBALIKAN TRADISI CLEANSHEET
Terakhir kali Arsenal terhindar dari kebobolan adalah tanggal 19 Maret 2022 kala bertamu ke kandang Aston Villa. Gol tunggal Bukayo Saka membawa pasukan Mikel Arteta merebut poin penuh di Villa Park. Bahkan pada saat itu, gawang The Gunners dijaga oleh Bernd Leno, bukan Ramsdale. Ini adalah fakta bahwa tanpa back four utamanya (Tomiyasu, White, Gabriel, Tierney) Arsenal sangat sulit mencatatkan cleansheet.
Menggantikan Ramsdale dengan Leno memang tidak akan menjamin cleansheet. Tapi, setidaknya Leno mendapatkan kesempatan untuk membuktikan diri.
Selain itu, belakangan ini penyakit Arsenal kembali kambuh. Yaitu gemar melakukan kesalahan dasar yang berujung kebobolan. Permasalahan ini sempat teredam hingga pertengahan musim. Namun seiring dengan banyaknya pemain cedera dan tipisnya skuad, penyakit ini perlahan muncul lagi. Menghadapi Manchester United, kesalahan-kesalahan yang mendasar tidak boleh terjadi jika tidak ingin berakhir dengan penyesalan.