Arsenal 2 vs 2 Crystal Palace : Selamat Datang Kembali Individual Error

sumber foto : realitarakyat.com

IdGooners.com – Crystal Palace berhasil mencuri satu poin di Emirates Stadium. Skuad asuhan Patrick Vieira sukses mencetak dua gol hasil kesalahan individu pasukan Mikel Arteta. Beruntung gol di awal pertandingan dari Auba dan gol Laca di akhir pertandingan menyelamatkan muka tuan rumah.

SUSUNAN PEMAIN

Arteta menempatkan Thomas Partey sebagai single pivot seperti ketika The Gunners bertemu dengan Burnley di pekan ke-5. Pepe kembali ke starting line-up, sementara Lokonga yang tampil cukup stabil duduk di bangku cadangan. Di belakang, Arteta masih percaya dengan Tierney, Gabriel, Ben, dan Tomiyasu.

The Eagles bermain tanpa pemain andalan, Wilfried Zaha. Patrick Vieira menurunkan trio Benteke, Ayew, dan Edouard dengan harapan dapat mencetak gol di awal pertandingan. Sementara di tengah, pemain muda Conor Gallagher bermain sebagai no.10. Gallagher disokong oleh Milivojevic dan McArthur sebagai duo gelandang bertahan.

PRESSING NANGGUNG

Setelah terciptanya gol di awal pertandingan, praktis Arsenal langsung menurunkan tempo. Mereka banyak memberikan ruang kepada Crystal Palace untuk membangun serangan dari belakang. Meriam London bahkan tidak banyak memberikan tekanan dan pressing yang mereka lakukan sangat “nanggung”.

Dalam situasi off-possesion, The Gunners membentuk shape 4-4-2 dengan melakukan pressing oleh 2-3 orang. Auba dan Smith-Rowe wajib selalu berpartisipasi. Tetapi, hanya didukung oleh salah satu sayap, tergantung posisi bola. Misalkan bola berada di sisi kiri lawan, maka yang melakukan pressing adalah Auba, Smith-Rowe dan Pepe.

Sementara Saka, Odegaard, dan Partey sering berada terlalu jauh dari lini kedua lawan. Akibatnya, terdapat ruang bebas (area berwarna biru muda) yang dimiliki Crystal Palace untuk membangun serangan dan berkreasi.

Pressing nanggung demikian membuat skuad asuhan Patrick Vieira sangat mudah untuk lepas dari tekanan. Milivojevic, McArthur bahkan Gallagher tidak sulit untuk mencari posisi bebas agar rekan nya dapat dengan mudah memberikan bola padanya. Hal ini menjadi salah satu penyebab Arsenal gagal mempertahankan penguasaan bola setelah mencetak gol di awal pertandingan.

BERMAIN TERLALU AMAN

Vieira memberikan instruksi kepada pemainnya untuk melakukan pressing ketat ketika bola masih di kaki pemain belakang Arsenal. Tetapi, begitu anak asuh Arteta berhasil keluar dari tekanan, Benteke dan kawan-kawan menerapkan garis pertahanan yang cukup dalam menyisakan Benteke di depan.

Dalam situasi on posession Partey dan Odegaard menjadi dua orang yang memulai serangan bersama Tomiyasu sebagai inverted wing back untuk mengcover area kanan. Saka dan Smith Rowe bergerak ke tengah atau area sekitar half space untuk membuka opsi umpan dan kombinasi. Juga memberikan ruang di sayap untuk Tierney dan Pepe.

Palace merespon dengan membiarkan Odegaard, Partey, atau bahkan Tomiyasu menguasai bola. Mereka justru mengisolasi Saka dan Smith Rowe. Dengan begitu, opsi passing progressi hanya mengarah kepada Tierney dan Pepe. Saka dan Smith Rowe perlu melakukan sedikit gerakan “eksplosif” untuk keluar dari kawalan lawan agar mampu berkontribusi dalam membangun serangan.

Ketika bola sudah progress di kaki Tierney atau Pepe. The Eagles dengan sigap melakukan pressing dengan 3-4 pemain. Mereka menutup seluruh opsi passing yang mengarah ke Smith Rowe atau siapapun yang ada di tengah. Sehingga, pilihan umpan aman hanya tertuju ke belakang.

Keputusan Palace sebetulnya memiliki risiko. Karena dengan banyaknya pemain yang melakukan pressing akan menciptakan ruang yang ditinggalkan pemainnya. Sayangnya, di laga itu Arsenal terlalu bermain aman dan minimnya pergerakan tanpa bola di area pertahanan lawan.

Strategi Vieira tidak selalu berhasil. Saka dan Smith Rowe beberapa kali dapat keluar dari kawalan. Terutama ketika Gallagher terlambat turun. Tetapi, performa mereka tidak sebaik di laga-laga sebelumnya. Sehingga, sering sekali mereka kehilangan bola dengan mudah. Entah gara-gara sentuhan amburadul, tidak awas dengan posisi lawan, atau passing yang tidak sempurna.

GARA-GARA INDIVIDUAL ERROR

Meskipun Palace berhasil mengambil alih penguasaan bola setelah Auba mencetak gol, mereka cukup kesulitan dalam membongkar pertahanan Ben White dan kawan-kawan. Mereka tidak banyak menciptakan peluang berbahaya yang berujung tendangan. Menurut data dari understat, Palace hanya mencatatkan expected goal (xG) sebesar 0,49. Sangat rendah tapi sangat efektif.

Palace diselamatkan oleh permainan The Gunners yang tidak konsisten dan individual error kembali menghinggapi pemain Meriam London. Dua gol yang berhasil dicetak oleh Crystal Palace berawal dari individual error di area tengah. Akibatnya, Benteke dan Edouard dapat langsung berhadapan dengan pemain belakang Arsenal dan melesatkan tembakan yang berbuah gol.

PARTEY OUTPERFORM

Kontribusi Partey di lini tengah Arsenal sangat jelas di setiap laga. Partey menjadi seorang progressor sekaligus gelandang bertahan. Beban dan tugasnya cukup berat. Ia sangat diandalkan dalam fase menyerang, bertahan, dan transisi.

Sayangnya, sejak kemenangan meyakinkan pada North London Derby performa Partey sedikit demi sedikit terus menurun. Pada laga melawan Spurs Partey jelas bermain sangat solid. Data dari sofascore menunjukan akurasi passing sebesar 93%, 2 umpan kunci, 3 intercept, dan 100% akurasi umpan panjang. Ia sangat berjasa dalam kemenangan Arsenal kala itu.

Tetapi, di laga dini hari kemarin, Partey tampak kesulitan. Ia justru berkontribusi besar atas terjadinya gol balasan dari Crystal Palace. Kehilangan bola di area tengah menyebabkan Palace dapat berhadapan langsung dengan pemain belakang Arsenal. Akibatnya Benteke dengan tenang dapat melesatkan ke arah sudut yang sulit dihalau Ramsdale.

Secara statistik, akurasi umpan Partey hanya sebesar 86%. Tidak melakukan intercept sama sekali dan 8 kali kehilangan bola. Tembakan dari luar kotak penaltinya pun masih belum menemui sasaran meskipun kali ini sedikit lebih dekat dengan gawang. Pada laga ini, Partey lebih mirip seperti Frimpong.

Kemungkinan besar Partey kelelahan. Pasalnya ia baru saja kembali dari misi bela negara meskipun tampil sangat baik bersama tim nasional Ghana. Selain itu, ia tidak ditemani Xhaka atau Lokonga. Akibatnya, di tengah kondisi fisik yang tidak 100% prima, ia mengemban tugas yang berat. Bagaimanapun, Partey berkontribusi besar dalam setiap laga. Satu laga outperform wajar bagi siapapun. Harapannya Partey bisa recovery dengan cepat dan kembali ke top peform.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *