IdGooners.com – The Gunners behasil membekuk Tottenham Hotspurs di Emirates Stadium dengan skor meyakinkan 3-1. Hasil ini mempertegas bahwa Arsenal adalah penguasa London Utara. Dengan kemenangan ini Meriam London naik ke posisi 10 mengungguli Spurs yang bertengger di posisi 11 klasemen sementara.
SUSUNAN PEMAIN
Arteta beramain dengan seluruh kekuatan yang ia miliki di dalam skuadnya. Bermain dengan skema 4-2-3-1 menempatkan Partey dan Xhaka sebagai double pivot. Pilihan yang masuk akal karena dengan double pivot transisi lebih terjaga. Selain itu, kehadiran Xhaka di lapangan membuat para pemain muda lebih percaya diri.
Saka kembali ke sayap kanan menggantikan Pepe. Rotasi ini penting karena Pepe berulang kali mendapatkan kesempatan tetapi belum bisa memaksimalkannya dengan baik. Sementara Saka mampu bermain lebih taktis untuk mempercepat aliran bola untuk menciptakan peluang melalui kombinasi umpan-umpan pendek.
Di sayap kanan, Tomiyasu melawan rekan satu benuanya, Son Heung Min. Selama 90 menit, Tomi berhasil menjaga pergerakan Son dengan baik. Gol penghibur Son di akhir laga bukan berarti Son memenangkan duel melawan Tomiyasu. Pasalnya, gol tersebut berawal dari perlambatan reaksi pemain Arsenal yang teralih perhatiannya karena Xhaka terjatuh dan wasit tidak mengehentikan pertandingan.
PERAN PALING COCOK UNTUK THE SMITH
Sebelum kedatangan Odegaard, The Smith memikul beban yang cukup berat. Ia harus memegang peran sebagai playmaker tunggal. Beban itu membuat Smith Rowe tidak bermain lepas. Sangat jelas di tiga losestreak awal musim Arsenal Smith Rowe tidak bermain maksimal.
Setelah Odegaard tiba di Emirates Stadium, Arteta berusaha mencari peran baru untuk Smith Rowe. Awalnya Arteta menempatkan Smith Rowe menjadi tandem Odegaard sebagai playmaker. Tetapi, peran tersebut membuat Smith Rowe peran nya tertutupi. Ruang geraknya mun terbatas karena Odegaard sangat dominan di tengah.
Laga malam tadi, di atas kertas Arteta menempatkan Smith Rowe di sayap kiri. Tetapi, di lapangan peran Smith Rowe tidak hanya sebagai sayap murni tetapi juga sebagai playmaker bayangan. Ia sering turun jauh dari garis tengah untuk menjemput bola. Sementara Odegaard tetap berdiri di area sekitar garis tengah.
Peran The Smith ini jelas terlihat ketika terjadinya gol ke dua. Ia turun sampai ke belakang garis tengah dan memaksa Tanganga untuk keluar dari posisinya. Pada satt itu, Tierney memiliki ruang dan waktu yang cukup untuk memberikan passing kepada Auba. Auba dan Smith Rowe melakukan kombinasi satu-dua sentuhan dan gol kedua pun terjadi dengan proses yang sangat ciamik.
Dalam posisi off possesion pemuda asal Inggris ini tidak lelah melakukan tekanan terus-menerus. Bersama Auba, Saka, dan Odegaard memaksa Spurs untuk tidak bisa menguasai bola dengan nyaman. Ia juga memaksa Tanganga untuk tidak banyak melakukan overlap di area kiri pertahanan The Gunners.
Posisi ini nampaknya akan membuat serangan Arsenal jauh lebih variatif dan efektif. Ia juga bisa bertukar posisi dengan tiga pemain lainnya (Aubameyang, Odegaard, dan Saka) dalam fase transisi dari bertahan ke menyerang. Tugas Arteta sekarang adalah bagaimana menjaga konsistensi kombinasi empat pemain depan.
ARTETA TELAT MENGGANTI PEMAIN
Entah Arteta terlalu terhibur dengan permainan timnya, atau ia memang sengaja baru melakukan pergantian pemain di menit 80-an. Jika memang sengaja, keputusan ini adalah keputusan yang terlalu beresiko. Kurang bijaksana jika seorang pelatih telat melakukan pergantian di laga dengan intensitas tinggi seperti pada North London Derby semalam.
Akibat keterlambatan itu, Spurs berhasil menguasai pertandingan dan menciptakan beberapa peluang. Satu peluang berbuah gol, dan satu peluang berbahaya lainnya berhasil dimentahkan oleh Ramsdale. Alhasil, The Gunners gagal menjaga rekor cleansheet nya.
Grafik dari understat.com di atas menunjukan bahwa Arsenal menguasai pertandingan sampai menit 58. Setelah itu, pemain mulai nampak kelelahan dan tidak lagi melakukan high press. Mereka lebih banyak menunggu dan membiarkan Spurs menguasai bola. Di titik ini, akan lebih bijak jika Arteta melakukan pergantian pemain.
Perhatikan garis kuning di menit 60. Spurs mengalami peningkatan xG melebihi dari apa yang mereka dapatkan di babak pertama. Artinya, pada momen itu Spurs mengambil alih jalannya pertandingan. Lalu apa yang Arteta lakukan? tidak ada. Ia menunggu hingga di atas menit 80 memasukan Lokonga, Maitland-Niles, dan Tavares. Sekali lagi, terlalu terlambat.
Berkat dominasi Spurs dari menit 58 sampai akhir, penguasaan bola Arsenal secara keseluruhan berhasil disalip. Begitu juga dengan total umpan dan sentuhan. Berdasarkan statistik dan apa yang terjadi di lapangan khususnya babak kedua, Spurs sangat mampu mencetak gol penyama kedudukan. Beruntung Ramsdale dan lini pertahanan Arsenal tampil sangat solid.