IDGooners.com – Mikel Arteta kembali ke Arsenal pada tahun 2019 setelah menjadi asisten Pep Guardiola di Manchester City selama 3 tahun. Menurutnya, sudah banyak yang berubah. Klub yang Ia tinggalkan di tahun 2016 terasa berbeda. Stadion, tempat berlatih, dan beberapa pemainnya memang masih sama. Namun Ia rasa, Arsenal sudah kehilangan jati dirinya.
“Saya merasa ini bukan Arsenal yang dulu saya tinggalkan. Saya akan mengambil langkah untuk merubah semuanya. Yang pertama, kami akan mencari mengapa klub kehilangan identitasnya. Setelah itu kami akan mencari atmosfer yang baik, energi yang padu, dan semua pemain dan staff di organisasi ini bersatu untuk mengembalikan Arsenal.”
Arteta via Sportingnews.com
Tiga tahun berlalu sejak Arteta mengucapkan hal itu. Selama itu juga ia membangun “sesuatu yang spesial” di Emirates. Bermain lima tahun di bawah asuhan Arsene Wenger, nampaknya Arteta tahu betul bagaimana The Gunners yang dibangun oleh The Professor selama dua dekade. Sayangnya, jati diri tersebut retak saat kepergian Wenger dari Emirates di tahun 2017. Retakan-retakan tersebut bahkan pecah di kepemimpinan Unai Emery. Unai memang salah satu pelatih hebat di dunia, tetapi ia tak tahu cara untuk membangun kebersamaan.
“Kalau saya perlu menjelaskan identitas kita dalam satu kata : Kebersamaan. Tanpa kebersamaan, Arsenal bukanlah Arsenal. Kita tak akan bisa mencapai apa yang klub ini inginkan. Kebersamaan dalam cara bermain, berorganisasi, bersatu bersama fans, itulah Arsenal. Itu yang saya inginkan, dan saya akan mendorong ‘kapal’ ini secepat-cepatnya,”
Mikel Arteta via Standard.co.uk
MEMBONGKAR ARSENAL
Arteta adalah tipikal pelatih yang keras. Tiga tahun bersama Arsenal, ia benar-benar membongkar keseluruhan klub yang saat itu terdapat pemain dengan bayaran mahal namun menurutnya tak cocok dengan arah yang ia tuju bersama klub. Tiga tahun memang lama, tetapi kelihatannya sekarang ia sudah punya skuad yang diimpikan.
Kedisiplinan Arteta tak perlu diragukan lagi. Ia datang ke London Colney jam 8 pagi, satu jam sebelum latihan mulai. Kabarnya keterlambatan merupakan masalah terbesar di Arsenal saat Arteta mengambil alih kursi kepelatihan. Namun, pemain menuruti permintaan Arteta untuk datang lebih pagi. Para pemain bahkan memilih untuk sarapan di London Colney sambil mengobrol dengan teammates-nya. Kepemimpinan Mikel yang “tidak ada nego” memudahkannya untuk mengembalikan budaya kemenangan Arsenal.
Mikel juga punya cara untuk membuat para pemain asing merasa di rumah dengan makan siang bertema. Contohnya Gabriel yang disuguhi makanan asal Amerika Selatan dengan miniatur bendera Brazil di atasnya, lengkap dengan staf berbaju khas Brazil. Pendekatan seperti itulah yang menjadi salah satu kunci keberhasilan Arsenal sejauh ini.
Ada waktu untuk menabur, ada waktu untuk menuai. Membawa pulang 3 poin dari Vicarage Road membuat Arsenal duduk cukup nyaman di posisi ke 4 di klasemen sementara. Namun tak hanya permainan di lapangan yang Don Mikel rubah. Pengaruhnya di luar lapangan pun terbilang produktif. Ia menambahkan foto, murals, dan quotes yang menginspirasi di London Colney. Ia juga memasang foto Arsene Wenger di depan pintu masuk training center.
“Menurut saya ini penting. Ini salah satu yang hilang di Arsenal dan kami perlu mengembalikannya. Kata-kata inspirasi adalah salah satu hal besar yang Arsene Wenger lakukan di Colney.”
Mikel Arteta via Standard.co.uk
Kedisiplinan dan kebersamaan merupakan fondasi yang memungkinkan Arteta membangun kesolidan skuad Arsenal. Arteta juga sempat berkata “Jika klub itu sebuah pohon, kebersamaan dan kedisiplinan adalah akarnya. Jika akarnya tidak kuat, di masa-masa sulit pohon itu akan roboh.” Sekarang, Arsenal terlihat punya akar yang kokoh untuk melewati badai yang akan datang.