IdGooners.com – The Gunners berhasil melanjutkan kemenanganya kala bertandang ke markas Burnley. Arsenal mencuri tiga poin berkat tendang bebas indah dari gelandang muda Norwegia, Martin Odegaard. Hasil ini berhasil membawa Meriam London ke papan tengah. Meskipun menang, pola permainan Arsenal masih jauh dari kata memuaskan.
SUSUNAN PEMAIN
BUILD-UP SABAR
Burnley menyadari bahwa mereka punya keunggulan di depan dengan menempatkan dua striker. Mereka bisa melibatkan lebih banyak pemain untuk melakukan pressing dan tidak membiarkan Arsenal membangun serangan dari belakang. Alhasil mereka tidak ragu melakukan pressing ketat dengan 4 sampai 5 pemain.
Situasi seperti ini membuat Odegaard harus turun jauh menjemput bola. Ketika bola di kaki bek tengah (Gabriel atau White), dua bek sayap akan melebar untuk menciptakan area permainan lebih luas. Sementara Partey akan bergerak sedekat mungkin ke arah bek tengah yang memegang bola. Agar para pemain Burnley terpaksa untuk mengawal Partey.
Di situ Odegaard turun ke ruang kosong di belakang pemain depan Burnley yang sedang melakukan pressing. Smith-Rowe dan Saka tidak ikut turun agar pemain tengah Burnley tidak berada terlalu dekat dengan zona pertahanan Arsenal. Sehingga, akan ada ruang yang cukup luas untuk Odegaard apabila ia telah mendapatkan bola.
Ketika bola sudah di kaki Odegaard, pemain Burnley akan menurunkan garis pertahanan mereka. Tierney segera melakukan overlap agar Gudmundsson tidak mengganggu Odegaard dan menciptakan situasi one on one antara Odegaard dengan satu striker Burnley.
Dengan hanya di kawal satu orang Odegaard memiliki banyak opsi umpan. Smith-Rowe memainkan peran untuk bergerak ke area 2/3 menarik 1 atau 2 orang pemain tengah Burnley. Partey mendapatkan ruang bebas di samping Odegaard untuk mengamati pergerakan lawan dan menemukan ruang untuk menciptakan peluang.
Odegaard memiliki cukup banyak opsi. Ia bisa segera mengirimkan bola ke Tierney dan mulai menjalankan skema standar Arsenal. Atau ia juga bisa memberikan bola ke Smith-Rowe untuk melakukan kombinasi cepat di tengah. Ada kemungkinan juga Partey meminta bola ketika ia menemukan ide untuk menciptakan peluang berdasarkan pengamatannya.
Tendangan bebas yang menjadi awal gol cantik Odegaard bermula dari kombinasi dalam posisi ini. Sehingga menciptakan ruang di sekitar Smith Rowe. Dua pemain Burnley yang telah tertinggal memaksanya untuk melakukan pelanggaran di depan kotak penalti.
Ketika Odegaard memilih memberikan bola kepada Tierney ada satu hal yang menarik dari skema standar Arteta ini. Ketika situasi bola progress di kaki Tierney, Tomiyasu bergerak ke tengah dan menjadi seorang inverted wing back. Pepe bergerak ke tengah. Sementara Smith Rowe yang ditugaskan melebar untuk menjaga area serangan Arsenal.
Selain itu Smith-Rowe yang berdiri dekat dengan garis pinggir di sayap kanan bertujuan agar bek kiri Burnley kebingungan. Satu sisi ia harus ikut bergerak ke kanan karena bola ada di kaki Tierney di sayap kanan mereka. Di sisi lain, Smith-Rowe perlu mendapatkan kawalan karena jika mendapatkan ruang Smith-Rowe cukup berbahaya.
Pepe yang mulai mendapatkan peran seperti ketika ia membela Lille jelas lebih bergairah. Pepe memiliki tiga pilihan ruang yang bisa ia manfaatkan untuk menciptakan peluang. Sayangnya skema ini mudah terbaca oleh Sean Dyche dan tidak berjalan efektif. Arteta perlu menciptakan variasi dari skema ini
PERAN BARU SMITH-ROWE
Seperti yang telah dijelaskan dalam build-up sabar ala Arteta, Smith Rowe mendapatkan peran untuk bermain lebih melebar ketika bola sudah progress di kaki Tierney.
Peran ini membuat Smith-Rowe tidak terlalu menonjol. Bukan bermain jelek tetapi peran Smith-Rowe ini bertujuan untuk memaksimalkan potensi Odegaard dan Pepe. Odegaard mendapatkan banyak keleluasaan dan Pepe bisa bergerak lebih ke tengah dan mendapatkan ruang tembak.
Dengan peran seperti ini, jelas menunjukan bahwa tiga gelandang Arsenal memiliki perbedaan peran yang mencolok. Partey sebagai single pivot sekaligus defensive midfielder, Odegaard sebagai playmaker, dan Smith Rowe sebagai wide-playmaker.
BERTAMBAHNYA SANG PEMBUANG PELUANG
Biasanya, Pepe selalu menjadi sorotan dalam hal buang-buang peluang. Laga malam tadi menunjukan bahwa bukan hanya Pepe yang hobi buang-buang peluang. Tetapi juga Aubameyang dan Bukayo Saka. Ya betul, semua front three Arsenal amat sangat jauh dari kata tajam.
Build-up sabar yang The Gunners lakukan mampu menciptakan lebih dari 3 peluang emas. Tapi, usaha Partey dan Odegaard terbuang sia-sia oleh tabiat Auba, Saka, dan Pepe. Mereka bertiga sangat layak untuk dirotasi pada pertandingan berikutnya.
Semenjak memperpanjang kontrak, insting membunuh Auba seperti terkurung di dalam peti Davy Jones. Tidak jarang ia mengambil keputusan yang salah. Pergerakanya juga sangat pasif dan tidak mencerminkan seorang striker. Sentuhan-sentuhan elegan yang ia tampilkan di musim 2019/2020 belum kunjung membaik, justru malah memburuk.
MENTAL CEPAT PUAS
Pada babak kedua, jelas sekali hampir seluruh pemain Arsenal “malas-malasan”. Meskipun dalam kondisi unggul, mental cepat puas dan malas-malasan bukanlah identitas Meriam London. Arteta perlu terus mengingatkan anak asuhnya bahwa mereka harus kill the game.