IdGooners.com – Burnley akan menjamu Arsenal di Turf Moor pada hari Sabtu, 18 September 2021. The Clarets masih mengincar kemanangan pertama mereka musim ini. Sementara The Gunners datang dengan misi mencuri angka penuh dan menjaga konsistensi.
TAMPIL DENGAN KEKUATAN PENUH
Tidak banyak halangan teknis maupun medis yang mengganggu Arsenal sebelum peluit di tiup. Semua pemain siap bermain. Arteta memiliki kesempatan tampil dengan kekuatan penuh.
Meskipun begitu, ada beberapa pemain yang masih belum bisa bertanding. El Neny masih cedera hamstring kiri. Rob Holding juga hampir pasti absen karena masalah di lutut kanan. Sedangkan Granit Xhaka sudah pasti tidak akan bermain akibat hukuman kartu merah kala melawan Manchester City.
UJIAN AWAL MENJAGA KONSISTENSI
Setelah berhasil meraih kemenangan tipis kala menjamu Norwich City, asuhan Mikel Arteta wajib menjaga konsistensi. Di atas kertas seharusnya The Gunners sangat mampu mendapatkan angka penuh. Pasalnya, Arsenal tidak terkalahkan dalam 9 pertemuan terakhir melawan Burnley (4 menang, 5 imbang).
Burnley sangat kesulitan dalam menjaga gawangnya. Dalam 8 laga terakhir, mereka selalu gagal menjaga gawangnya dari kebobolan. Besar kemungkinan lini serang Meriam London bisa kembali menemukan kepercayaan dirinya bila tidak melewatkan kesempatan emas ini.
Ramsdale sepertinya masih menjadi pilihan Arteta. Bukan tanpa alasan, Ramsdale masih mencatatkan clean sheet dari semua pertandingan. Selain itu, kiper homegrown ini memiliki keunggulan dalam hal komunikasi. Sehingga, Arteta cukup percaya diri dengan Ramsdale karena lini pertahanan Arsenal di bawah Leno sering mengalami miss komunikasi.
Arsenal di tangan Arteta sangat sulit menjaga konsistensi. Musim lalu, The Gunners terlalu sering kehilangan poin dari tim yang tidak diunggulkan. Terutama tim yang cenderung lebih bertahan. Selain faktor cedera dan rotasi, Arteta tidak cukup adaptif untuk dapat memberikan perubahan yang efeketif di tengah pertandingan.
Selain itu, Arsenal juga sangat jarang mencatatkan winstreak. Musim lalu, catatan kemenangan terpanjang Arsenal ada di akhir musim dengan 4 kemenangan beruntun. Bukan catatan yang pantas untuk tim sebesar Arsenal. Di tengah ketatnya persaingan Liga Inggris, Arsenal perlu menjaga konsistensi dan sebisa mungkin mencatatkan kemenangan panjang.
ODEGAARD ATAU SMITH-ROWE?
Datangnya Odegaard memberikan opsi lebih banyak di posisi nomor 10. Arteta bisa menempatkan Odegaard, atau Smith Rowe atau bahkan keduanya. Opsi-opsi tersebut menyesuaikan dengan kepentingan di lapangan. Sejauh ini, nampaknya Arteta memilih menggunakan satu playmaker. Ia masih belum ingin bermain lebih ofensif dengan dua playmaker.
Odegaard dan Smith-Rowe memiliki gaya bermain yang cukup mirip. Bermain sebagai playmaker, baik Odegaard maupun Smith Rowe berorientasi dalam membuat lebih banyak kombinasi umpan-umpan pendek. Mereka bergerak mobile dari kiri ke kanan. Tidak jaarang mereka ikut masuk ke dalam kotak penalti untuk menarik pemain belakang lawan.
Sejauh ini, Odegaard sedikit lebih baik dari Smith Rowe. Dari segi visi dan teknik, mereka cukup berimbang. Tapi, Odegaard lebih berani untuk mendominasi lini tengah. Jika Odegaard mendapatkan pengawalan ketat, tidak jarang ia turun sejajar dengan Partey untuk mendapatkan bola. Selain itu, Odegaard juga lebih berani untuk melesatkan tembakan dari luar kotak penalti.
Meskipun begitu, bukan berarti Smith Rowe kalah kualitas. Ia memang masih membutuhkan banyak jam terbang. Ia juga terlihat masih “malu-malu” ketika mendapatkan kepercayaan berperan sebagai playmaker. Smith Rowe membutuhkan saingan yang sepadan sebagai pecut perkembangannya. Dan Odegaard adalah saingan yang sepadan.
MEMANFAATKAN LINI TENGAH
Kemungkinan besar, Arteta akan tetap menggunakan skema 4-2-3-1. Jelas pelatih asal Spanyol ini sangat ingin menggunakan skema ini untuk skuadnya. Sehingga, ia perlu terus melatih dan mematangkan skema ini agar bisa tampil konsisten.
Sementara Burnley bermain dengan skema 4-4-2. Mereka akan sangat mengandalkan sisi sayap untuk bertahan dan menyerang. Dua gelandang tengah mereka memiliki tugas yang sangat berat dan harus tampil stabil selama 90 menit.
Menghadapi Burnley dengan skema tersebut, Arsenal harus memanfaatkan keunggulan di lini tengah. Di atas kertas akan ada kondisi 3 vs 2 di tengah. Odegaard sangat bisa memanfaatkan ruang di antara dua gelandang sementara Partey dan Sambi cukup mendapatkan kebebasan sebagai progressor.
Dua striker Burnley bisa menjadi ancaman. Oleh karena itu, Arteta perlu menahan Tomiyasu untuk tetap menjaga pertahanan. Sehingga, apabila Burnley mendapatkan kesempatan serangan balik situasi pertahanan Arsenal masih unggul (2 penyerang vs 3 bek). Skema ini penting karena Arsenal tidak boleh kecolongan lagi.
Sayap kiri Arsenal mau tidak mau akan menjadi poros utama serangan. Tierney akan menyisir sisi kiri dan berdiri sedekat mungkin dengan garis pinggir lapangan. Ketika bola sudah progress di kaki Tierney, Odegaard, Aubameyang, dan Partey akan bergerak ke kiri untuk menciptakan kombinasi. Sementara Pepe akan memanfaatkan ruang yang ditinggalkan di sayap kanan karena pemain Burnley sedang bergerak serentak ke area sayap kiri Arsenal.
Skema di atas memungkinkan Pepe mendapatkan banyak peluang. Oleh karena itu, jangan sampai Pepe mengulangi kembali kesalahan-kesalahan di laga sebelumnya. Apabila Pepe tampil on fire dan tajam. Tidak menutup kemungkinan mantan pemain Lille ini bisa mencetak lebih dari satu gol.
BURNLEY SANGAT INGIN MENANG
Saat ini Burnley berada di zona degradasi. The Clarets baru mengumpulkan satu poin dan belum pernah sekali pun mencicipi kemenangan. Pada pertandingan terakhir, tim asuhan Sean Dyche gagal mencuri angka di Goodison Park.
Seperti seorang musafir di padang tandus, Burnley sangat berambisi menemukan oase bernama kemenangan pertama. Bertanding di hadapan pendukung sendiri, Chris Wood dan kawan-kawan akan tampil “ngotot” sepanjang laga. Tidak menutup kemungkinan Burnley akan memberikan kepada Arsenal dan membuat mental Meriam London ciut.
Ashley Westwood dan Chris Wood akan menjadi pemain kunci. Chris Wood telah mencatatkan satu gol kala menjamu Leeds United. Sementara Westwood tampil konsisten di lini tengah dan cukup impresif. Apabila mereka berdua tampil dalam performa terbaiknya, tidak heran jika anak asuh Mikel Arteta pulang dengan tangan kosong.