Dampak Panjang Gabriel Jesus

IDGooners.com – Selain gol, assist dan kontribusi teknis lainnya di lapangan, ada beberapa hal menarik yang patut kita tunggu dari Gabriel Jesus. Dan yang paling penting, dampak dari hal-hal ini sedikit lebih strategis karena akan terasa dalam jangka panjang. Gak hanya satu musim saja. Mari kita bahas.

sumber foto : REUTERS via JPNN.com

Riuh transfer Gabriel Jesus yang sudah menggaung sejak awal jendela transfer akhirnya menemukan titik akhir. Fabrizio Romano telah mencuitkan tiga kata magisnya (Here We Go!!!) bahwa proses transfer pemuda asal Brazil ini telah rampung. Arsenal merogoh kocek sebanyak 45 juta poundsterling untuk memboyongnya dengan kontrak berdurasi 5 tahun.

Berbagai analisis soal Gabriel Jesus dari sudut pandang statistik sudah banyak bertebaran. Secara garis besar, atribut yang Gabsus miliki cocok dengan skuad The Gunners. Selain itu, sang pemain dan sang manajer memiliki hubungan lebih awal kala Arteta menjadi asisten pelatih Pep Guardiola. Ini yang menjadi alasan striker asal Brazil ini memilih bergabung ke Meriam London ketimbang bergabung ke tim London Utara lainnya, selain soal sejarah dan identitas.

Apabila kita melihat transfer Gabriel Jesus dari posisi yang lebih jauh, nampaknya Arteta menginginkan pemain ini bukan hanya untuk di atas lapangan. Gabsus berpotensi besar dalam mempercepat proses Rebuilding Arsenal baik di dalam lapangan maupun di luar lapangan.

KAKAK ASUH

Gabriel Jesus bergabung dengan Manchester City pada tengah musim 2016/2017. Kala itu ia masih berusia 19 tahun dari Palmeiras. Otomatis ia menjadi salah satu pemain termuda di skuadnya Pep Guardiola. Meskipun baru bergabung di tengah musim, Gabsus bermain 10 pertandingan dan mencetak 7 gol. Luar biasa bukan?

Lima setengah musim bersama Manchester City, Gabsus tentu bukan pemain yang diberikan beban untuk mengayomi para pemain muda. Karena ia pun masih tergolong pemain muda. Bahkan di musim terakhirnya. Hal ini wajar karena rata-rata usia pemain Manchester City hampir selalu di atas 26 tahun. Dari segi pengalaman pun, banyak pemain di Manchester City yang memiliki pengalaman jauh di atas Gabriel Jesus.

Tapi di Arsenal, Gabsus bakal berstatus pemain senior. Baik dari umur maupun pengalaman. Musim lalu, rata-rata squad Arsenal berumum 24 tahun. Tapi perlu di ingat, di lini depan, rata-rata umurnya adalah 22 tahun. Artinya Gabsus dua tahun di atas rata-rata. Secara pengalaman, ia sudah merasakan manis pahit Premier League lebih dari lima musim. Sementara Bukayo Saka yang tampil paling impresif musim lalu pun baru merasakan tiga musim.

Oleh karena itu, selain berkewajiban seperti layaknya striker, Gabriel Jesus punya tugas tambahan untuk bisa menjadi kakak baru bagi Gabriel Martinelli, Bukayo Saka, dan Eddie Nketiah. Pertanyaanya, apakah ia mampu? time will tell.

Apabila Gabriel Jesus bisa menjalankan perannya sebagai kakak asuh dengan baik, maka besar kemungkinan Bukayo Saka dan kawan-kawan akan berkembang pesat dalam beberapa tahun ke depan. Setelah itu, efek domino akan terjadi secara natural dengan tujuan akhir proyek Rebuilding Arsenal yaitu mengembalikan kejayaan Arsenal.

MAGNET BRAZILIAN

Memang tidak bisa menyamakan kebiasaan orang asing dengan orang Indonesia. Tapi, kita mengerti bahwa kehadiran teman seperantauan sedikit banyak memberikan kenyamanan tersendiri.

Di Manchester City, satu-satunya rekan se-negara Gabsus adalah Ederson. Jangankan se-negara, satu benua pun hanya Ederson seorang. Tapi di Arsenal, setidaknya ada dua orang kawan seperantauan yaitu Gabriel Magalhaes, dan Gabriel Martinelli. Jika Raphinha bergabung, maka Gabsus punya 3 rekan dengan paspor yang sama.

Andai trio Gabriel ini masih jomblo, saya yakin mereka tidak membeli rumah masing-masing. Tapi ngekos atau sewa kontrakan bareng-bareng. Atau bisa juga diakomodasi oleh Kedutaan Brazil di Inggris agar disediakan asrama. Seru sekali.

Kabarnya, alasan Gabsus mau mengenakan logo meriam musim depan berkat Edu dan Arteta. Terutama Edu yang sama-sama berkebangsaan Brazil. Ada kemungkinan Edu jadi magnet kecil-kecilan bagi para pemain Brazil. Entah bagaimana metode pendekatan dan negosiasi yang ia terapkan, tapi sejauh ini cukup tokcer.

Magnet ini akan semakin besar daya tariknya apabila para Gabriel berhasil mentransformasi rasa nyaman menjadi penampilan gemilang di lapangan, tentu ini akan berdampak panjang bagi Arsenal. Jangan heran jika beberapa musim ke depan, banyak pemain Brazil tertarik untuk bergabung dengan Arsenal. Jika terjadi, situasi ini membuat posisi Arteta dan Edu sedikit lebih tinggi dalam proses negosiasi dengan pemain Brazil.

___

Mungkin, proyek Rebuilding Arsenal mulai memasuki fase kedua. Kini. Meriam London menaruh perhatian untuk investasi yang berkelanjutan (jangka pendek hingga jangka panjang) dengan memasukan pemain yang lebih berpengalaman. Arteta dan Edu meyakini bahwa Gabriel Jesus akan menjadi aktor penting dalam kesuksesan proyek ini. Arsenal musim depan patut kita perhatikan dari segala aspek.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *