IDGooners.com – Dusan Vlahovic, Bruno Guimaraes, Alexander Isak, dan sejumlah nama beken lainnya, tidak ada satu pun yang benar-benar mendarat di Emirates Stadium. Ada yang memilih klub lain dan ada juga yang bertahan dengan timnya. Entah apa yang terjadi di sana. Namun apapun itu, nyatanya Arsenal akan mengakhiri musim ini dengan 18 pemain outfield dan tiga penjaga gawang.
Kita harus sadar, apa yang terjadi di jendela transfer winter ini seharusnya sudah dipertimbangkan dengan matang. Mulai dari Arteta, Edu, sampai para petinggi. Namun di mata saya sebagai fans, keputusan ini benar-benar keputusan gambling. Jika sukses (lolos zona Liga Champion), kita pasti memuji keputusan ini. Tapi kalo gagal, entah apa umpatan fans atas keputusan yang telah meraka ambil di tengah musim ini.
Jadi, tidak ada satu pun pemain baru yang bergabung di paruh kedua musim ini. Tapi, ada dua pemain dari Amerika yang akan bergabung di musim depan. Mari kita sambut, Matt Turner dan Auston Trusty!
Matt Turner
Matt Turner seorang penjaga gawang berkebangsaan Amerika Serikat. Berusia 27 tahun dan saat ini berseragam New England Revolution. Musim lalu (2021), Turner berhasil mengawal New England Revolution ke puncak klasemen dan menjuarai liga. Gak cuma itu, pemain berpostur jangkung ini gemar melakukan banyak save dalam satu pertandingan. Tercatat ia pernah melakukan 5 save dalam satu pertandingan. Tidak heran jika kiper nomor satu Amerika Serikat ini memiliki save rate yang tinggi yaitu 74,3%..
Matt Turner jago dalam menghalau tendangan-tendangan keras yang berasal dari luar kotak penalti. Ia juga kuat dalam duel udara juga pemilihan posisi yang tepat. Musim lalu di MLS Turner memiliki save rate sebesar 74,3%. Artinya dalam satu pertandingan, dari 5 tendangan yang mengarah ke gawangnya, 3-4 tendangan bisa ia mentahkan.
Selain itu, Turner adalah tipe penjaga gawang yang berani. Dalam menghadapi situasi set piece, kiper berusia 27 tahun ini tidak ragu untuk keluar dari sarang dan memotong bola. Keputusan ini cukup berisiko tapi cukup krusial dalam momen-momen penting. Yang menarik adalah kiper ini memiliki penalty save percentage sebesar 50%. Angka ini lebih besar dari Kepa dan Tim Krul yang terkenal jago soal tepis tendangan penalti.
Sayangnya, Matt Turner bukanlah seorang kiper yang konstruktif. Ia tidak terlatih di New England Revolution sebagai kiper yang bisa terlibat dalam membangun serangan. Padahal, atribut ini sangat penting untuk seorang kiper modern. Apalagi, Arteta dalam skema membangun seranganya berusaha memulai dari kaki kiper.
Auston Trusty
Auston Trusty termasuk pemain muda. Ia masih berusia 23 tahun sebagai bek tengah. Arteta dan Edu merekrutnya dari cabang KSE lain. Yaitu, Colorado Rapids. Musim 2021, Colorado Rapids adalah pemuncak klasemen di MLS Reguler Season bagian barat. Namun, perjalananya terhenti di babak Playoffs setelah kalah tipis dari Portland Timbers.
Pemain berkebangsaan Amerika Serikat ini bermain di bek tengah yang beroperasi di sisi kiri pertahanan. Di Colorado Rapid, mereka menggunakan skema tiga bek dan Auston memang berdiri sebagai bek tengah sayap kiri. Jika dia bermain di Arsenal, Auston bisa bermain di bek tengah sebagai saingan Gabriel Magalhaes dan Saliba tentunya. Atau bermain di bek kiri untuk situasi force major jika Tierney dan Tavares absen bersamaan.
Satu kelebihan yang pemain ini punya adalah sifat konstruktif. Auston Trusty dalam statistik milik fbref cukup mampu untuk menjadi seorang bek yang konstruktif. Artinya, ia bisa dilibatkan dalam skema membangun serangan dari belakang. Presentasi umpan suksesny sebesar 87.8% dengan 3,33 progressive passes tiap 90 menit. Ia juga kuat di duel udara dan pemilihan posisi untuk melakukan intersep. Jika melihat White dan Gabriel, Auston memiliki kemiripan dalam atribut-atribut tersebut.
Namun, pemain berusia 23 tahun ini bukan tipe bek yang lugas tanpa kompromi. Ia bukan pemain yang berani melakukan tackle krusial atau menyapu bola ke depan untuk mengurangi tensi di lini belakang. Gaya main seperti ini cukup berisiko jika bertemu tim yang bermain dengan tensi tinggi dan mengandalkan fisik. Karena jika berduel fisik, Auston belum punya atribut yang cukup.