ESR si Trequartista “Magang” Tanpa “Mentor”

IdGooners.com – Sekarang, satu-satunya yang menyenangkan dari menonton Arsenal adalah menonton gameplay dari seorang “bocil ajaib” bernama Emile Smith Rowe. Pemain berusia 21 tahun tersebut bermain atraktif dan penuh determinasi. Pergerakan dan gestur yang dia tunjukan sangat jelas bahwa Smith Rowe bermain sepenuh hati untuk The Gunners. Alhasil, musim ini dia mendaptkan kepercayaan untuk memakai nomor punggung 10. Tentu rekan dan para fans sangat senang dan mendukung keputusan tersebut. Harapanya, sang pemain akan tampil jauh lebih baik dan memberikan kontribusi yang konsisten untuk tim.

Tetapi itu tidak cukup, fans seharusnya khawatir dengan perkembangan Emile Smith Rowe. Pasalnya, beban dia sebagai trequartista cukup berat. Tim dan fans terus mengharapkan dia untuk selalu tampil konsisten. Padahal, saat ini dia tidak punya mentor yang tepat dan bermain di posisi yang sama. Andai dia adalah mahasiswa mungkin saat ini dia masih magang di Emirates. Umur 21 tahun di sepak bola tergolong umur yang masih muda dan belum matang dan amat sangat membutuhkan peran mentor. Itulah mengapa, fans menantikan kedatangan trequartista senior yang bisa tampil untuk tim sekaligus menjadi mentor untuk Emile Smith Rowe.

TREQUARTISTA TIDAK PERSIS SAMA DENGAN PLAYMAKER

Istilah trequartista berasal dari bahasa Italia. Secara harfiah, trequartista berarti tiga perempat. Artinya, pemain yang berperan sebagai trequartista bermain di tiga perempat lapangan atau berada di belakang striker.

Akhir tahun 90-an sampai awal abad 21 adalah era keemasan dari trequartista. Serie A memunculkan banyak trequartista handal seperti Del Piero, Francesco Totti, Kaka, dan sebagainya. Permainan trequartista saat itu sangat menyenangkan dan membuat Serie A semakin tersohor. Meskipun Serie A banyak memunculkan trequartista andal, tapi tidak banyak yang bisa cemerlang dan konsisten seperti tiga nama yang telah) disebutkan sebelumnya. Melansir dari panditfootball peran trequartista awalnya disebut sebagai enganche (Argentina) atau meia-armador/atacante (Brasil).

Peran trequartista sangat vital dan unik. Tidak mudah untuk memainkan peran ini dengan sempurna. Peran penting dari trequartista adalah menciptakan peluang untuk dirinya atau rekannya. Pemain yang mendapatkan peran ini wajib memiliki visi bermain yang cemerlang. Trequartista bermain sangat mobile di tiga perempat lapangan atau di area antara lini tengah dan lini belakang lawan. Dia mencari ruang, posisi, atau menarik perhatian lawan untuk menciptakan ruang yang tidak terlihat lawan.

Berbeda dengan playmaker, trequartista bebas bergerak di tiga perempat lapangan sedangkan playmaker bermain lebih dalam bahkan bisa menyentuh area paling belakang dari lini tengah. Seorang trequartista juga memiliki tuntutan untuk mencetak gol. Tidak seperti playmaker yang fokus memberikan umpan untuk seorang striker atau penglihatan lain yang hanya dia dan tuhan saja yang tau. Contoh sempurna untuk playmaker andal adalah Bruno Fernandes bersama Manchester United sedangkan contoh trequartista paling top saat ini adalah Paulo Dybala bersama Juventus.

EMILE SMITH ROWE MEMASUKI PERIODE MAGANG

Emile Smith Rowe (ESR) berperan sebagai trequartista dalam skema 4-2-3-1 di bawah asuhan Arteta. ESR kerap mencari posisi di tiga perempat lapangan. Setelah bola progress di kaki Pepe atau Aubameyang, di sana selalu ada ESR yang siap melakukan kombinasi. Ia juga berani untuk melakukan peneterasi di depan untuk menarik pemain belakang lawan. Selain itu, dia tidak jarang melakukan tendangan dari jarak yang cukup jauh. Memang masih bersifat spekulatif, tapi itu justru yang dibutuhkan bagi seorang trequartista. Meskipun belum sempurna, ESR cukup baik dalam memerankan peran tersebut. Namun, pada laga terakhir melawan Brentford, nampaknya sang pemain tidak memiliki banyak perkembangan.

Heatmap dari sofascore menunjukan pergerakan rata-rata ESR selama musim 2020/2021. Peran dia sebagai trequartista cukup terlihat dengan dia sering terlibat kombinasi di sisi kanan dan kiri yang bertujuan untuk membuat ruang dan menciptakan peluang

Musim lalu penampilanya tampak cemerlang bukan semata-mata penampilanya sangat istimewa, tetapi karena rekan setimnya meredup. Terbukti pada laga pembuka dan beberapa laga pra musim penampilan ESR memang cukup baik tapi baik saja belum cukup. Musim lalu ibaratnya adalah periode uji untuk mengukur kemampuan seorang ESR di lapangan. Musim ini bisa dibilang sebagai periode magang untuk gelandang berpaspor Inggris ini agar bisa membuktikan bahwa dirinya pantas menjadi trequartista andalan The Gunners.

Gelandang 21 tahun ini harus terus belajar dan berkembang. Pada kondisi saat ini dia sangat membutuhkan seorang mentor. Sayangnya, di skuad Arsenal saat ini sama sekali tidak ada mentor yang cocok untuk ESR. Di atas kertas hanya Willian yang berada di posisi itu. Tapi apa yang bisa kita harapkan dari Willian? Alhasil, dia terpaksa harus belajar otodidak untuk terus meningkatkan penampilanya sebagai trequartista.

Ada kekhawatiran jika ESR tidak kunjung mendapatkan mentor. Besar kemungkunan sang pemain merasa terlalu terbebani dan berujung frustasi. Satu-satunya cara Arteta dan Edu harus mendatangkan pemain baru yang posisinya persis sama seperti ESR. Kabar yang paling santer adalah James Maddison, Houssem Aouar, bahkan Phillipe Coutinho. Namun sampai saat ini, belum ada lampu hijau dari semua kabar tersebut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *