IDGooners.com – Arteta tidak henti-hentinya mendatangkan pemain muda ke Emirates Stadium. Setelah memboyong Marquinhos, kini Fabio Vieira berhasil diboyong dari FC Porto dengan mahar 35 juta Poundsterling dengan add ons hingga 5 juta Euro (tergantung performa sang pemain). Dengan segala atributnya, Fabio sudah terkenal dengan visi, teknik, dan kreativitasnya. Besar kemungkinan pemain asal Portugal ini akan menjadi “teman main” Martin Odegaard.
Mengapa demikian? mari kita bahas.

Musim lalu, secara kasat mata kita bisa menilai bahwa Odegaard adalah pemain paling kreatif yang Arteta miliki. Bukayo Saka dan Emile Smith Rowe hampir mendekati namun posisi dan peran duo Hale End ini tidak mengakomodasi secara penuh aspek kreativitas. Sementara Thomas Partey dan Granit Xhaka lebih banyak berperan pada sirkulasi bola.
Hal ini yang menjadi alasan Arteta merekrut Fabio Vieira. Besar kemungkinan ia akan bermain di posisi nomor 8 atau 10. Memiliki peran seperti Odegaard namun beroperasi di sisi lainnya. Harapannya, musim depan Arsenal bisa meningkatkan kreativitas di tengah sehingga bisa menciptakan lebih banyak peluang. Kemungkinan di atas semakin besar jika menyimak kesan Edu dan Arteta terhadap Fabio Vieira. Mereka sangat menyoroti sisi kreatif, visi, teknik, dan usia muda yang ada dalam diri Fabio.
Setidaknya ada dua hal yang membuat Odegaard dan Fabio akan menjadi teman bermain yang sangat solid.
Pertama, Sama-Sama Pemain Kreatif
Menurut data dari fbref, Martin Odegaard termasuk ke dalam lima pemain dengan umpan kunci terbanyak di Premier League musim lalu. Ia juga merupakan pemain dengan jumlah passing terbanyak di Arsenal dengan akurasi 85%. Pemain asal Norwegia ini lebih banyak mengirimkan umpan-umpan pendek untuk menciptakan kombinasi di halfspace sisi kanan. Ia juga pemain yang melakukan umpan ke kotak penalti terbanyak di skuad Mikel Arteta musim lalu.
Jika melihat visulisasi data milik Crab Stats di bawah ini, kita bisa menilai bahwa Odegaard sangat aktif untuk mengirimkan bola ke dalam kotak penalti. Dalam skema 4-3-3 Arteta, Odegaard yang di atas kertas bermain di posisi nomor 10, ia lebih sering melebar ke kanan sementara area kiri diisi oleh Granit Xhaka. Musim lalu, kontribusi Odegaard cukup nyata dan melahirkan banyak peluang dari kakinya.
sumber visualisasi data : Akun Twiter Crab Stats
Musim ini, Arteta sepertinya ingin meningkatkan intelejensi dan kreativitas di lini tengah The Gunners. Dengan cara memaksimalkan area kiri agar bisa lebih kreatif dalam menciptakan peluang. Granit Xhaka memang cukup baik namun soal kreativitas, ia masih perlu belajar banyak.
Bayanganya seperti pola yang Manchester City terapkan. Jika Pep punya Rodri, maka Arteta punya Partey. Jika Pep punya Bernardo Silva dan Kevin De Bruyne, maka Arteta kini punya Martin Odegaard dan Fabio Vieira. Perbedaanya jelas ada di pengalaman dan skill individu. Tapi, bukan berarti pasukan muda Arteta tidak bisa mengimbangi skuad mewah Pep Guardiola.

Data-data di atas, sedikit banyak mampu menunjukan bahwa senjata Fabio Vieira ada pada aspek intelejensi dan kreativitas. Sangat mirip dengan Odegaard. Ia cukup nyaman untuk memegang bola tepat di depan area kotak penalti dengan teknik mempertahankan bola yang kuat. Kemampuan tersebut didukung dengan teknik olah bola yang cukup mumpuni bagi pemain berusia 22 tahun.
Kotak penalti seperti wahana bermain bagi Fabio. Selain rajin memberikan umpan terobosan ke dalam kotak penalti, ia tidak jarang masuk ke dalam ruang kosong di dalam kotak penalti untuk membuka ruang atau mengakhirinya dengan tembakan ke gawang. Maka tidak heran jika pada di atas, shots attempted Fabio cukup tinggi.
Gaya Bermain Serupa dan Saling Melengkapi

Di Porto, Fabio berperan sebagai attacking midfielder dalam skema 4-4-1-1 atau 4-4-2. Dengan skema tersebut, ia memiliki cukup ruang untuk berkreasi. Sehingga, kapabilitasnya dapat mencuat dengan maksimal. Sergio Conceicao sadar bahwa Fabio Vieira andal dalam melakukan distribusi dan progresi sehingga ia tidak ragu memberika seluas-luasnya ruang baginya dan terbukti sangat efektif.
Dalam situasi off posession, Fabio Vieira cukup aktif dalam menekan lawan, persis seperti yang sering Odegaard lakukan bersama Arsenal musim lalu. Dengan postur yang tidak terlalu besar, mereka berdua memiliki tubuh yang ringan dan lebih leluasa dalam bergerak. Hal ini sangat berguna dalam skema Arteta yang cenderung menerapkan garis pertahan yang sedang hingga tinggi.
TITIK LEMAH
Titik lemah Fabio Vieira yang terlihat secara kasat mata adalah postur. Memang, bagi seorang attacking midfielder aspek yang paling penting adalah visi dan kreativitas. Namun, di Premier League fisik cukup penting untuk segala posisi. Dengan fisik yang kuat, kemungkinan pemain untuk bisa menang dalam duel perebutan bola menjadi lebih besar. Ia juga mengaku dalam wawancara pertamanya setelah bergabung dengan Arsenal, harus melatih fisiknya lebih keras.
Jika tidak ada lagi gelandang kreatif yang datang, besar kemungkinan Fabio Vieira dan Martin Odegaard akan bermain bersama sebagai otak serangan The Gunners.