Hari-Hari Henry Norris

sumber gambar : fourfourtwo.com

IDGooners.com – Tidak ada pencapaian besar tanpa proses yang “berdarah-darah”. Bagi sebuah tim sepak bola seperti Arsenal, pergantian pemain, pelatih, pengurus, hingga pemilik tentu menjadi bumbu yang memperkaya petualangan Meriam London dalam industri sepak bola. Wajar jika klub asal London Utara ini telah mencapai berbagai prestasi.

Sebelum lahir seorang manusia bernama Stan Kroenke, Arsenal pernah berada di bawah kepemilikan lelaki cerdik sekaligus kontroversi. Beliau bernama Henry Norris (Sir Henry Norris). Henry Norris menjelma menjadi salah satu tokoh yang berjasa untuk The Gunners. Namun, berkatnya juga klub ini menjadi punya banyak “musuh” sampai sekarang. Suatu hal yang normal karena pencapaian tinggi memiliki risiko yang tinggi juga.

High Risk High Return

Pebisnis Andal

Sebetulnya, Henry Norris berasal dari kelas pekerja namun tetap terdidik. Ia tetap mendapatkan akses pendidikan. Hingga usianya menginjak angka 14, ia meninggalkan bangku sekolah dan bergabung dengan sebuah firma pengacara. Kehidupannya semakin berwarna dan ia belajar banyak hal. Salah satunya soal bisnis dan berdagang.

Jalinan bisnisnya melejit ketika Norris bermitra dengan WG Allen. Bisnisnya semakin berkembang dan dia hidup dengan berlimpah uang dan harta. Salah satu yang terkenal adalah rumahnya yang berada di bagian selatan dan barat kota London. Henry Norris sultan London.

Seperti di Indonesia, di London juga ternyata membawa kekayaan ke arah politik. Beberapa kali membantu perang juga membawanya untuk terpilih menjadi Wali Kota Metropolitan Borough of Fulham pada tahun 1909 hingga 1919. Gak cuma itu, karir politik Norris meluas dengan menjadi anggota dewan London 1916-1919, anggota parlemen tahun 1918-1922.

Henry Norris juga mendapatkan gelar “Sir” dengan nama lengkap Sir Henry George Norris

Sang Penyelamat

sumber goto : arsenalarsenal.ne

Situasi saat itu, Henry Norris sudah menjabat sebagai Wali Kota sekaligus pemilik klub sepak bola di London yaitu Fulham. Namun, melihat krisis yang dialami Woolwich Arsenal (nama Arsenal kala itu) yang baru saja melakukan likuidasi sukarela, ia bersama William Hall masing-masing membeli 18,75% saham Woolwich Arsenal.

Langkah pertamanya untuk menyelesaikan krisis finansial ini adalah dengan menggabungkan Woolwich Arsenal dengan Fulham. Ia juga berencana untuk menggunakan Craven Cottage sebagai markas. Norris yakin bahwa klub ini akan menjadi klub super di London. Sayangnya, rencana ini tidak diizinkan oleh pihak Football League.

Renacana awalnya sirna. Tapi, ia tidak kehabisan akal untuk menyelamatkan klub ini. Ia memiliki rencana untuk memindahkan Woolwich Arsenal ke London Utara. Akhirnya, pebisnis ini memilih Highbury, London Utara untuk menjadi markas baru Woolwich Arsenal. Meskipun ada keberatan baik dari penggemar yang ada di Woolwich maupun penduduk sekitar Highbury, Norris tetap teguh dengan keputusannya.

Berkatnya, perlahan tim ini mendapatkan perhatian di London Utara. Hubunganya dengan banyak investor juga membuat Meriam London yang kini bermarkas di London Utara lepas dari krisis finansial. Tapi, yang paling penting, berkat Henry Norris Arsenal memiliki stadion yang penuh kenangan bernama Highbury.

Bikin Tetangga Murka

sumber foto : getty images

Dengan berpindahnya ke London Utara, ada tetangga yang heboh. Mereka insecure karena ada klub baru milik wali kota yang sama-sama berlokasi di London Utara. Tetangga ini bernama Tottenham Hotspurs. Ini menjadi awal rivalitas antara Arsenal dengan Tottenham Hotspurs yang lebih dulu berlokasi di London Utara. Arsenal memang pendatang baru tapi ternyata sampai saat ini dari segi prestasi justru lebih banyak.

Oleh karena itu, selain Henry Norris berperan sebagai sang penyelamat di kala krisis, beliau adalah sosok di belakang rivalitas London Utara ini. Sampai sekarang, pertandingan kontra Arsenal dan Spurs dijuluki sebagai North London Derby.

Kontroversi Liga

Kejadian ini berlangsung pada tahun 1919. Akibat perang dunia pertama, kompetisi sempat terhenti antara 1915 sampai 1919. Kompetisi terakhir yang berlangsung adalah musim 1914-1915. Kala itu Arsenal bermain di divisi kedua dan hanya finish di peringkat kelima.

Musim berlanjut pada tahun 1919 dan muncul isu tentang klub promosi. Salah satunya adalah Arsenal. Klub lain “gatal-gatal” pasalnya Arsenal pada musim 1914-1915 tidak berada di peringkat pertama bahkan tiga besar. Selain itu, isu promosi Arsenal ini mengorbankan rival sekaligus tetangga barunya, Tottenham Hotspurs. Tentu pihak Tottenham Hotspurs tidak menerima kebijakan promosi yang merugikan mereka.

Kabar spekulatif muncul bahwa Henry Norris menyuap dan mempengaruhi anggota voting. Khususnya ketua penyelenggara liga dan pemilik Liverpool, John McKenna. Beberapa sumber menyebtukan bahwa McKenna menyampaikan dalam pidatonya bahwa Arsenal lebih kayak karena klub ini telah bergabung lebih dulu dengan liga dibanding Tottenham Hotspurs (Arsenal bergabung tahun 1893 sementara Spurs 1908).

Meskipun tidak ada bukti kuat yang memberatkan pemilik Arsenal ini, maka isu ini dinilai sebagai isu yang spekulatif. Namun sejauh ini yang diyakini adalah Norris sebatas melobby McKenna. Pada akhirnya, keputusan bulat untuk mempromosikan Arsenal ke divisi satu atas pertimbangan keterlibatan di liga dan status professional mereka.

Sumber Artikel

fourfourtwo.com
arsenalarsenal.net
Arsenal.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *