Kaki Tangan Mikel Arteta

IdGooners.com – Sebagai seorang manajer, Arteta tidak bekerja sendiri. Ia bekerja bersama tim dengan spesialisasi tertentu sesuai kebutuhan. Bahkan, Arteta tidak hanya memiliki satu asisten saja, tetapi ada 5 asisten yang membantunya meracik tim.

Tetapi, bukan berarti Arteta tidak bisa disalahkan atas kekacauan Arsenal di awal musim ini. Bagaimanapun, ia adalah kepala pelatih sekaligus manajer. Ia adalah orang yang bertanggung jawab. Ia adalah pengambil keputusan.

Sebaliknya, tidak adil juga jika hanya menyalahkan Arteta. Karena banyak sekali orang yang ikut andil di dalamnya. Nama-nama berikut adalah hanya segelintir kaki tangan Arteta yang turut berkontribusi atas segala yang terjadi di dalam tim.

Carlos Cuesta – Asisten Manajer

sumber : footbal5star

Terdapat beberapa nama yang menjabat sebagai asisten manajer dari seorang Mikel Arteta. Steve Round, Albert Stuivenberg, Andreas Georgeson, Miguel Molina, dan Carlos Cuesta.

Carlos Cuesta bergabung dengan staf kepelatihan Arteta pada bulan Agustus 2020. Cuesta hadir setelah Fredie Ljunberg memutuskan untuk berhenti menjadi asisten pelatih. Kedatanganya memunculkan harapan baru karena sang asisten pelatih terbilang masih sangat muda untuk ukuran pelatih atau asisten pelatih.

Arsenal merekrut Carlos Cueta di usia 25 tahun. Usia tersebut jaul lebih muda dari Aubameyang, Lacazette, bahkan Willian. Usia mudanya memudahkan ia untuk mendekatkan diri dengan para pemain muda seperti Saka, Smith-Rowe, Martinelli, dan sebagainya.

Carlos Cuesta berkebangsaan Spanyol. Ia sudah mendapatkan lisensi kepelatihan UEFA Pro sebelum berusia 18 tahun. Sebelum bergabung dengan Meriam London, ia sempat melatih Atletico Madrid U-13, dan Juventus U-17. Yang luar biasa dari Cuesta adalah ia mampu menguasai 6 bahasa yaitu bahasa Inggris, Perancis, Portugis, Spanyol, Italia, dan Catalan.

Melansir dari indosport, Carlos Cuesta bertugas untuk menganalisa taktik dan fisik pemain melalui analisis video secara individual. Sehingga, ia menggunakan pendekatan personal dengan berbicara langsung kepada pemain.

Inaci Cana Pavon – Pelatih Kiper

sumber : arseblog

Inaci Pavon bergabung dengan Arsenal tidak lama setelah Arteta ditunjuk untuk menukangi Meriam London. Sebelum bergabung dengan The Gunners, ia berkarir di Nordsjaelland (2017-2018) dan Brentford (2018-2019). Ia memiliki lisensi A UEFA sebelum berkarir di dunia kepelatihan.

Ia menjadi andalan Arteta untuk menjaga performa Bernd Leno, Aaron Ramsdale, dan Emi Martinez yang sudah hijrah ke Aston Villa. Pavon sangat berperan atas performa Leno yang sering menyelamatkan kekacauan lini belakang Arsenal. Bahkan ia sempat membuat Arsenal memiliki 2 kiper sama hebatnya. Yaitu Leno dan Emi.

Shad Forsythe – Pelatih Kebugaran

sumber : tribuna

Shad Forsythe adalah pelatih kebugaran yang berasal dari Amerika Serikat. Usianya menginjak di angka 48 tahun. Selain menjabat sebagai pelatih kebugaran Arsenal, ia juga menjadi pelatih kebugaran di timnas Jerman. Shad sudah cukup lama berkarir di Arsenal. Bakan sebelum Arteta menjabat sebagai kepala pelatih.

Tahun 2014, Arsene Wenger memboyong Shad dengan tujuan mengurangi badai cedera yang selalu menghampiri Arsenal. Hebatnya, Shad mampu memenuhi ekspetasi Wenger dengan menurunkan presentase cedera sebesar 14% (dari 66% menjadi 52%). Catatan tersebut membuat Unai Emery hingga Mikel Arteta masih mempertahankan Shad sebagai pelatih kebugaran.

Ben Knapper – Loan Manager

sumber : hull.ac.uk

Ben Knapper merupakan pria asal Inggris berusia 34 tahun yang telah bergabung dengan Arsenal sejak tahun 2009. Pada awal kedatangannya, ia bertugas sebagai analis. Baru pada tahun 2019 ia dipercaya untuk menjadi loan manager dengan tugas yang cukup berat.

Segala macam transaksi pinjam meminjam pemain selalu melibatkan Ben Knapper. Ia menjadi sosok penting baik untuk pemain pinjaman maupun peman yang dipinjamkan. Ia juga mengawasi pemain-pemain tersebut dan menjaga kenyamanannya.

Saat ini, cukup banyak pemain potensial yang sedang dalam masa peminjaman. Misalnya, William Saliba, Miguel Azeez, dan Reiss Nelson. Kinerja Ben akan ternilai baik apabila para pemain tersebut terus berkembang. Sehingga, saat waktunya tiba, mereka akan memberikan kontribusi besar kepada tim.

Steve Brown – Koordinator Pemandu Bakat

sumber : akun LinkedIn Steve Brown

Steve merapat ke Arsenal pada tahun 2019. Pria berumur 49 tahun ini langsung menjabat sebagai Koordinator Pemandu Bakat. Jabatan tersebut bertahan hingga sekarang. Ia cukup berkontribusi dalam proses perekrutan pemain, khususnya pemain muda potensial.

Pengalamannya cukup banyak. Steve telah berkarir di 7 tim berbeda, dan Arsenal adalah tim kedelapannya. Tidak hanya sebagai pencari bakat, ia juga pernah menjabat sebagai manajer di Brighton U-18, Ebbsfleet, dan Lewes. Tidak hanya itu, ia juga pernah menjabat sebagai asisten manajer di Dover Atheletic dan Margate FC.

Tugas Steve Brown tidak kalah beratnya dengan rekan-rekannya. Sebagai pemandu bakat, Steve wajib memiliki visi yang cemerlang dalam melihat potensi pemain muda. Karena, apabila visi nya salah, maka investasi klub terancam rugi. Ia juga yang bertugas untuk mengunjungi akademi-akademi non-professional agar bisa mendapatkan “mutiara tersembunyi” yang justru tidak pernah dilirik oleh klub lain.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *