IDGooners.com – Setelah kekalahan dari Liverpool Kamis lalu, Arsenal memperoleh kesempatan untuk bounce back di akhir pekan ini. Dalam laga tandang di Villa Park, pasukan Mikel Arteta datang dengan misi mencuri tiga poin. The Gunners harus menjaga selisih poin agar tetap bertengger di posisi ke-4. Malam nanti adalah pertemuan ke 199 The Gunners dengan The Villans. Sejauh ini, tim London Merah telah menang sebanyak 84 kali, 69 kekalahan, dan 45 kali berakhir dengan hasil imbang.
Berbekal rekor tandang yang mentereng, peluang Meriam London membawa pulang tiga angka cukup besar. Mereka telah memenangkan empat laga tandang terakhir. Selain itu, tidak ada pemain lain yang terpaksa absen akibat cedera atau hukuman akumulasi kartu. Hanya Tomiyasu saja yang masih diragukan untuk tampil.
Form kedua tim memang sedang dalam kurang maksimal. Baik Arsenal maupun Aston Villa sama-sama menelan kekalahan di laga terakhirnya. Maka dari itu, pertandingan yang akan dipimpin oleh Andy Madley ini sangat berpotensi menyajikan tontonan yang amat seru. Pasalnya, kedua tim sama-sama mengincar momen bounce back untuk meningkatkan kepercayaan diri. Klinis adalah kunci penting jika The Gunners ingin pulang dengan wajah tersenyum.
HARUS LEBIH KLINIS
Secara permainan, Arteta dan anak asuhnya sebetulnya telah menemukan pola pakem. Pola ini cukup berhasil dan memberikan hasil nyata dalam pertandingan secara konsisten. Namun, pada laga tengah pekan lalu kala menjamu Liverpool, sangat jelas terlihat bahwa pakem permainan saja tidak cukup. Satu hal yang tidak para pemain Arsenal miliki adalah klinisitas.
Awalnya, semua berjalan lancar pada fase menyerang. Bola bergulir dari kaki ke kaki, pemain bergerak dengan selaras, lakukan kombinasi di depan kotak penalti, dan sebagainya. Ditambah lagi Partey yang mulai nyaman sebagai single pivot hingga kreativitas Odegaard yang makin dominan di tiap pertandingan. Mereka tidak kesulitan dalam menciptakan peluang tapi sangat sulit mengkonversi peluang menjadi gol.
Berkaca dari gol Jota dan Firmino yang berasal dari sudut sempit, mereka mengajarkan bagaimana cara menyelesaikan peluang menjadi gol. Padahal, mereka mendapat peluang dari sudut yang sempit. Angka harapan gol (xG) dari dua gol tersebut hanya berjumlah 0,83 saja. Ini pelajaran yang sangat berharga bagi Lacazette dan kawan-kawan agar tidak menyia-nyiakan peluang.
Manchester City bisa mengganti Phil Foden dengan Gabriel Jesus, Liverpool bisa mengganti Diogo Jota dengan Firmino, sementara Arsenal hanya bisa mengganti Lacazette dengan Nketiah. Terbayang kan bedanya? Arteta pasti sadar akan hal tersebut namun ia juga tidak punya banyak pilihan. Mau bagaimana lagi, keputusan untuk melepas Auba dan tidak mendapatkan pengganti yang sepadan pada bursa transfer musim dingin kemarin pasti sudah ia dan Edu pertimbangkan masak-masak.
Salah satu cara Arteta untuk meningkatkan efektivitas dan menjadi lebih klinis di lini depan adalah dengan latihan. Di sisi lain, fans Meriam London sedikit tenang karena selain Lacazatte ada pemain lain yang cukup rutin berkontribusi untuk mencatatkan namanya di papan skor (Saka, Martinelli, Odegaard dan Smith Rowe). Namun, itu saja belum cukup untuk menjadikan Arsenal sebagai tim pesaing juara. Salah satu yang harus diperbaiki di musim depan adalah kedalaman skuad, kualitas pemain cadangan dan efektivitas dalam menyelesaikan peluang agar Arsenal bisa bersaing dalam perburuan juara.
MEWASPADAI COUTINHO
Aston Villa di tangan Steven Gerrard menjelma menjadi tim yang cukup mengerikan. Kehadiranya bersama Coutinho memberikan warna baru, terutama di lini serang. Sebelum Gerrard dan Coutinho datang, The Villans hanya mencetak 14 gol (xG = 11,2) dari 11 laga. Namun setelah duo ex-Liverpool ini datang, Aston Villa berhasil mencetak 27 gol (xG=20,01) dari 17 laga.
Torehan tersebut tidak lepas dari peran besar Phillipe Coutinho sebagai otak serangan Aston Villa. Kehadiran pemain asal Brazil ini memberikan dampak instan. Seakan-akan Villa bisa mendapatkan peluang emas saat bola berada di kaki Coutinho. Fakta ini sangat wajar karena pemain berpengalaman seperti Coutinho tentu paham bagaimana menerjemahkan situasi di lapangan menjadi pengambilan keputusan yang sempurna.
Maka dari itu, Thomas Partey dan Granit Xhaka harus bekerja lebih keras lagi. Xhaka yang belakangan ini berdiri lebih ke depan, sepertinya akan sedikit bergeser sedikit sejajar dengan Partey untuk mengantisipasi lini tengah. Selain itu, Arsenal juga perlu benar-benar menjaga penguasaan bola agar Coutinho tidak terlalu leluasa untuk berkreasi.
Sisi kanan pertahanan Arsenal tanpa Tomiyasu menjadi titik yang sangat rentan. Gerrard kemungkinan sadar akan hal tersebut. Sangat mungkin baginya untuk menginstruksikan Coutinho/Jacob Ramsey/Buendia agar menyerang lewat sisi tersebut . Cedric yang kemungkinan besar menempati pos kanan pertahanan Arsenal harus disiplin menjaga setiap jengkal wilayahnya. Pulang membawa 3 poin bukan hal yang mustahil selama para pemain dapat memaksimalkan tiap peluang dan game plan yang berjalan sesuai rencana