IdGooners.com – Double All England Final gagal terwujud. Arsenal gagal mencatat satu gol pun dan membawa mereka terhenti di babak semi final. Pasukan Mikel Arteta dipastikan tersingkir dari Liga Eropa dan terancam tidak mengikuti kompetisi Eropa musim depan.
SUSUNAN PEMAIN
Arteta ternyata melakukan eksperimen kembali. Walaupun tidak se-ekstrem di leg pertama. Arteta bermain dengan skema 4-1-4-1 menempatkan Thomas Partey sebagai progressor sendirian. Holding/Mari menjadi duet di belakang. Saka, Odegaard, Smith Rowe, dan Pepe berada di belakang Aubameyang.
Skema ini menunjukan Arsenal ingin mendapatkan gol secepat mungkin.
Sebaliknya pasukan Unai Emery tidak merubah skema permainan. Bermain 4-3-3 dengan menempatkan Coquelin sebagai gelandang bertahan. Gerard Moreno tidak tergantikan bersama Paco dan Chukwueze di depan.
Skema yang sangat logis diterapkan oleh Emery. Dia ingin Villareal bermain seimbang dalam posisi menyerang dan bertahan.
BABAK PERTAMA
Di awal babak pertama Arsenal bermain sangat terburu buru. Tidak adanya David Luiz membuat Arsenal kesulitan membangun serangan dari belakang.
Sebaliknya Villareal jauh lebih rapi di segala lini. Villareal bermain fluid dan terorganisir dalam memberi tekanan dan penguasaan bola. Pressing Villareal sangat on point dan efektif. Partey jarang sekali didukung oleh empat pemain di depannya.
Sedikitnya opsi passing saat membangun serangan dari lini belakang membuat Arsenal kesulitan keluar dari tekanan dan menciptakan peluang.
Peluang pertama justru hadir dari tim tamu. Menit ke-5 Villareal mendapatkan peluang dari tendangan di luar kotak penalti. Beruntung, tendangan keras Mario Gaspar masih dapat ditepis oleh Leno.
Peluang berbahaya datang dari Aubameyang berawal dari kemelut di depan gawang diakhiri dengan tendangan spekulasi, sayang hanya membentur mistar. Peluang hadir lagi dari kaki Auba yang dimulai dari serangan balik yang dikirim oleh Smith Rowe, namun masih terlalu mudah dimentahkan kiper Villareal.
Pemain muda Arsenal yang biasanya bermain impreif, di babak pertama cenderung berada di bawah performa biasanya.
Umpan dari sayap juga selalu dipatahkan dengan mudah oleh lini belakang Villareal. Arsenal sangat kesulitan mencari alternatif serangan. Bellerin bermain terlalu ke tengah, sehingga jarang mendapat ruang kosong favoritnya.
Arsenal Seperti Tidak Sadar Harus Mengejar
Arsenal bermain kurang ngotot, ketika bola dikuasai lawan, pressing yang dilakukan sangat longgar. Alhasil Villareal hampir selalu berhasil keluar dari tekanan.
Arsenal juga terlalu banyak melakukan drible di tengah lapangan, sehingga sering kehilangan momentum. Kesalahan passing kerap terjadi ketika bola Arsenal sudah berada di area pertahanan Villareal.
BABAK KEDUA
Arsenal memulai babak kedua dengan cukup cemerlang. Terbukti di 5 menit awal langsung mendapatkan peluang.
Peluang pertama Arsenal datang dari Pepe memanfaatkan lob pendek dari Tierney, sayang tendangan spekulasinya masih melebar. Diikuti dengan peluang Smith Rowe yang lagi-lagi tidak menemui sasaran.
Partey bekerja sangat keras sebagai pengalir bola sekaligus gerbang pertama pertahanan Arsenal. Namun justru posisi tersebutlah yang menjadi titik kesulitan Arsenal dalam membangun serangan.
Partey Seperti Bekerja Sendiri
Bukan karena Partey bermain buruk, tetapi minimnya dukungan dari rekan se tim. Ditambah lagi jarak antar pemain sangat jauh. Jelas Partey sangat kesulitan.
Babak kedua Partey mulai keteteran. Pressing dari Trigueros, Coquelin, dan Parejo sangat solid dan rapi. Pemain depan Villareal juga kerap membantu pressing ke arah Partey dari belakang. Sehingga Partey semakin sulit untuk mengkoordinir lini tengah Arsenal.
Pemain belakang Villareal bermain sangat solid. Terutama bek sayap Villareal Mario Gaspar dan Pedraza yang mampu mengantisipasi serangan Arsenal yang mayoritas berasal dari sayap. Jarang sekali umpan silang Arsenal lolos sampai ke kotak penalti Villareal.
Pergantian Pemain
Arteta memasukan 3 penyerang, Martinelli, Lacazette, dan Willian. Namun pergantian tidak berjalan efektif karena permasalahan membangun serangan dan menciptakan peluang belum dipecahkan.
Skor kaca mata bertahan hingga laga usai.
Villareal sangat layak lolos karena Arsenal bermain jauh dari performa yang diharapkan. Hasil ini seharusnya cukup untuk menunjukan kondisi Arsenal saat ini yang sangat jauh menurun.