Mancheter City 5 vs 0 Arsenal : Kena Mental

IdGooners.com – Tepat 10 tahun yang lalu, Arsenal menelan kekalahan pahit di Old Trafford dengan skor telak 8-2. Sekarang, The Gunners kembali menelan tragedi tersebut dari juara bertahan Manchester CIty dengan skor 5-0 tanpa balas. Hasil ini membuat Meriam London menempati posisi juru kunci dengan tanpa satu pun poin.

SUSUNAN PEMAIN

ARSENAL MEMULAI PERTANDINGAN DENGAN CUKUP BAIK

Awal laga berjalan, Arsenal bermain cukup baik dan berhasil mengambil inisiatif serangan. Pemilihan Odegaard, Smith Rowe, Saka, dan Auba di lini depan, menunjukan bahwa Arteta tidak ingin bertahan saja. Mereka bermain cukup cair di tengah. Sayangnya, kondisi demikian hanya berlangsung tidak lebih dari 5 menit.

Setelah laga melewati 5 menit, Manchester City mulai menguasai pertandingan. Bernardo, Gundogan, dan Grealish mendominasi lini tengah sementara Ferran Tores terus membuat Holding bingung. Pasalnya, dalam skema 3 bek Ferran sangat cerdik berdiri di antara Holding dan Chambers. Tidak jarang ia turun membuat lini belakang Arsenal bimbang.

TIDAK MEMPERHATIKAN PERGERAKAN LAWAN

Berbeda dengan laga sebelumnya, kali ini The Gunners bermain lebih sabar. Mereka tidak mencoba menekan di area pertahanan City. Arteta menerapkan garis pertahanan yang cukup rendah untuk memperkecil ruang di depan Leno. Tapi, setelah kebobolan dua gol, skuad asuhan Arteta terpaksa harus lebih menekan untuk merebut bola lebih cepat.

MALAS SERANGAN BALIK

Ketika Arsenal tertinggal 2-0 dan masih bermain dengan 11 pemain, berulang kali Leno geram karena rekan-rekannya malas serangan balik. Beberapa momen Leno yang berhasil mematahkan serangan langsung lari untuk mencari rekannya yang siap menerima bola untuk serangan balik. Tapi, tidak ada satu pun rekannya yang segera naik dan bergerak untuk melakukan serangan balik secepat mungkin.

Padahal, serangan balik adalah celah yang sangat bisa dimanfaatkan untuk mencuri gol. Mengingat Manchester City sering “kecolongan” ketika menghadapi serangan balik. Terlebih ketika City menyerang bisa melibatkan 8 pemain dan menyisakan dua orang di belakang. Sayangnya, pemain Arsenal terlampau malas.

ALIRAN BOLA SANGAT LAMBAT

Secara sekilas, skuad Mikel Arteta tidak mampu menguasai bola lebih dari 10 detik. Pasalnya, hampir semua pemain terlalu banyak dribble. Akibatnya, aliran bola sangat lambat dan mudah dipatahkan oleh City.

Pada kondisi 10 pemain pun Aubameyang dan kawan-kawan masih memaksakan dengan dribble, bukan bermain secara lebih kolektif. Salah satu penyebabnya adalah jarak pemain yang terlalu jauh. Akibatnya sulit menguasai bola. Alhasil, Arsenal hanya memiliki presentase penguasaan bola sebesar 19,6%.

Odegaard dan Smith Rowe yang diharapkan menjadi pemain yang bisa mengalirkan bola pun kebingungan. Setiap mereka mendapat bola sedikit sekali rekan yang membantu. Akibatnya mereka terpaksa melakuan dribble untuk menjaga bola namun pemain City terlalu lugas dan mudah merebut bola dari Odegaard atau Smith Rowe.

MINIMNYA PERGERAKAN TANPA BOLA

Masalah ini sudah terlihat sejak laga perdana melawan Brentford. Setiap Arsenal menguasai bola, memindahkan bola dari kiri ke kanan, selalu ada celah yang tercipta. Tetapi, celah-celah tersebut hampir selalu disia-siakan karena anak buah Arteta kurang cepat dalam mengisi ruang-ruang tersebut.

Terutama pemain depan. Pergerakan mereka terlalu fokus kepada di mana bola berada. Aubameyang yang menempati posisi tersebut kurang aktif untuk bergerak mengisi ruang yang tercipta ketika bola berpindah dari kiri ke kanan. Sama halnya dengan Saka dan Smith Rowe yang masih belum jeli melihat ruang yang diciptakan Auba ketika ia turun menjemput bola.

INTINYA KENA MENTAL

Seluruh poin yang diuraikan sebelumnya bermuara pada satu alasan. Arsenal kena mental. Mulai dari manajemen, pelatih, sampai pemain. Tapi tidak dengan fans.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *