Martin Odegaard Lebih dari Sekadar Kreatif

sumber foto : squawka

IDGooners.com – Sebelum kedatangan Odegaard, Arsenal seperti kehilangan sosok dirigen di atas lapangan. Praktis setelah Ozil, tidak ada lagi pemain dengan peran nomor 10 sebagai penyuplai umpan kreatif. Maka tidak heran, jika musim lalu The Gunners melempem di kompetisi domestik dan kompetisi Eropa.

Sebenarnya cukup banyak pemain yang dirumorkan akan mengisi pos tersebut. Mulai dari James Maddison hingga Houssem Aouar. Namun pilihan Arteta jatuh kepada Martin Odegaard yang ia saksikan langsung performanya selama masa peminjaman di paruh kedua musim 2020/2021.

Arsenal mendapatkan Odegaard dengan harga relatif murah, 35 juta euro saja. Agak tak masuk akal sebenarnya kenapa Real Madrid dengan mudahnya melepas kapten timnas Norwegia ini. Padahal lini tengah mereka juga butuh peremajaan, mengingat usia Kroos dan Modric yang sudah tidak muda lagi. Apapun alasannya, Arsenal bisa dikatakan beruntung berhasil memboyong Odegaard ke London Colney. Edu dan Arteta menyadari bahwa dalam proyek Rebuilding Arsenal, faktor usia memegang peranan yang cukup penting. Dengan begitu, para pemain muda di Arsenal akan tumbuh bersama dengan bimbingan beberap pemain senior.

Melihat penampilannya sepanjang musim ini, pembelian Odegaard terbilang tepat sasaran. Periode peminjaman pada tengah musim tahun kemarin membantunya lebih cepat beradaptasi di dalam skema Arteta dan Premier League. Kontribusinya dalam tiap pertandingan sangat terasa. Bisa jadi karena tidak ada ekspektasi berlebih padanya, ia dapat mengeluarkan kemampuan terbaiknya. Odegaard tampil sebanyak 26 kali dengan kontribusi 5 gol dan 3 assist.

Odegaard menjelma menjadi pemain kreatif yang Arsenal butuhkan.

– IDGooners –

CERDAS DAN VISIONER

Sosok Ozil di benak fans Gen Z mungkin sulit dihilangkan. Selama 7 musim membela Arsenal, ia sudah memainkan total 254 laga dengan catatan 44 gol dan 77 assist. Maka, tidak heran jika banyak fans yang geram ketika Arteta “mengisolasi” mantan andalan Real Madrid tersebut dan membuangnya ke Fenerbahce . Pasalnya, tanpa Ozil permainan Arsenal cenderung membosankan. Fans merindukan pemain kreatif yang cerdas dan visioner.

Perlahan namun pasti, pemuda asal Norwegia ini berhasil mengobati kerinduan para fans akan sosok kreatif di lini tengah Arsenal. Pergerakannya (dengan bola atau tanpa bola), kaki kiri yang dominan, pemilihan rute umpan, gestur di lapangan, hingga ekspresi wajahnya yang terkesan dingin saat di lapangan benar-benar membuat para fans yakin bahwa ialah sosok penerus Ozil di Arsenal.

Soal passing, Martin Odegaard tidak kalah dengan sosok ace klub lain. Statistik fbref di atas membandingkan kualitas dan kuantitas passing antara Odegaard dan pemain lain yang memiliki peran serupa. Dari statistik tersebut kita bisa lihat bahwa menunjukkan persentase umpan suksesnya melebihi para pemain lain (Bruno Fernandes, Kevin De Bruyne dan James Maddison). Ini modal penting bagi seorang gelandang yang sangat diharapkan kreativitasnya di lapangan.

Selain kualitas passingnya yang kian membaik, wonderkid asal Norwegia ini memiliki peningkatan dalam inteligensinya. Ia kerap memberikan umpan yang tidak disangka oleh kawan atau lawannya. Bukti terbaru yang masih hangat di ingatan adalah saat pertandingan melawan Watford. Odegaard dengan sigap segera mengembalikan passing dari Saka dengan back-heel pass sambil melepaskan diri dari penjagaan Samir dan merangsek ke dalam kotak penalti Watford. Aksi tersebut berhasil membuka keunggulan Arsenal dan menambah catatan golnya. Masih banyak aksi lain yang telah ia tunjukkan sepanjang musim ini. Video di bawah cukup menjelaskan kecerdasan Odegaard dalam olah bola.

TAK BANYAK GAYA

Banyak wonderkid sepakbola yang muncul tiap tahunnya. Namun, tak banyak dari mereka yang berhasil bersinar dan konsisten hingga menjadi pemain bintang kualitas dunia. Salah satu faktornya adalah star syndrome atau bahasa mudahnya adalah banyak gaya. Jika anda mengetik nama “Martin Odegaard” di mesin pencarian daring, hampir tidak ada berita negatif terkait sosok kelahiran Drammen ini. Pemain yang pernah menjalani trial di Arsenal saat berusia 13 tahun ini bersih dari kontroversi, baik di dalam maupun luar lapangan. Hal ini mungkin terkesan “remeh” namun justru hal demikian yang mempengaruhi dan menentukan kelanjutan karir pemain yang digadang-gadang sebagai wonderkid untuk menjadi pemain kelas dunia.

PEKERJA KERAS

Semua orang sadar bahwa Mesut Ozil adalah seorang gelandang kelas dunia. Pemain timnas Jerman ini bahkan terkenal sebagai pemain kreatif yang sering menemukan rute umpan yang tidak terlihat oleh pemain lain. Ia juga memiliki signature shoot yang ia beri nama bounce shoot. Tendangan yang memantulkan bola ke tanah dengan momentum tertentu sehingga bola melesat dengan arah yang membingungkan dan menyulitkan penjaga gawang.

Satu permasalahan Ozil adalah gaya hidupnya yang cenderung glamor. Sebenarnya hal ini tidak menjadi masalah selama performanya di atas lapangan tidak terpengaruh oleh hal tersebut. Namun yang terjadi ternyata tidak seperti itu. Ia juga kerap dikritik atas rendahnya work rate dan kebiasaannya yang jarang turun membantu pertahanan atau memberikan pressure kepada lawan. Tidak heran kala itu Arsenal kesulitan bersaing di papan atas karena sangat mudah kebobolan akibat pemain yang malas membantu pertahanan, termasuk Ozil.

Berbeda dengan Ozil, rekan Haaland di timnas Norwegia ini memiliki workrate yang sangat tinggi. Terlihat jelas pada scattered plot karya The Analyst di bawah, Odegaard adalah salah satu pemain dengan workrate tertinggi di Liga Inggris. Ia hanya kalah dari Bernardo Silva dalam hal jarak tempuh per 90 menit dan kalah tipis dari Sean Longstaff soal usaha menekan lawan per 90 menit.

visualisasi data statistik : The Analyst

Statistik ini menunjukan bahwa Odegaard adalah bukan pemain pemalas. Aspek ini juga yang membuat gelandang berusia 23 tahun ini lebih lengkap. Mengingat dalam sepakbola modern, seluruh pemain harus berkontribusi dalam segala fase (menyerang, bertahan, dan transisi). Jika ia berhasil mempertahankan gaya permainan seperti ini selama karirnya, besar kemungkinan ia akan melampaui capaian Ozil di Arsenal.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *