IDGooners.com – Hasil buruk selama bulan Januari terus menghantui. Gugur dari FA Cup di tangan Nottingham Forest dan gagal melaju ke final Carabao Cup adalah salah dua hasil yang mengecewakan. Belum lagi persoalan cedera dan Covid-19 yang membuat situasi internal perlu memecah konsentrasi mereka.
Malam nanti, The Gunners akan menjamu The Clarets di Emirates Stadium. Kemenangan adalah harga mati untuk skuad Mikel Arteta. Pasalnya, pertandingan ini dapat menjadi momen bounce back Lacazette dan kawan-kawan. Kemenangan tidak sekedar mengantongi tiga poin, tetapi juga menambal mental yang terburai di laga-laga sebelumnya.
Salah satu titik yang perlu jadi perhatian Arteta adalah peran pivot. Xhaka dan Partey pasti absen dan hanya menyisakan Lokonga. Harapan kita tentunya mendatangkan pemain baru, tapi sampai saat ini belum kunjung ada here we go. Pada semi final Carabao Cup hari Jumat lalu, Arteta ternyata mengambil risiko dengan hanya bermain satu pivot saja. Hasilnya kurang maksimal tapi Arteta gak punya banyak pilihan juga.
Secara umum, Arteta mungkin hanya punya dua atau tiga pilihan skema di tengah. Apa saja?
Odegaard-Smith Rowe
Krisis di lini tengah saat menjamu Liverpool pada leg ke-2 Semi Final Carabao Cup membuat Arteta perlu merubah tak-tiknya. Pada pertandingan itu, ia memilih memainkan Odegaard dan Smith Rowe di tengah dengan peran yang cukup berbeda. Odegaard lebih turun berperan sebagai pembagi bola sementara Smith Rowe yang bermain di belakang Lacazette.
Peran antara Odegaard dan Smith Rowe berjalan cukup baik sampai pertengahan babak pertama. Namun, Lokonga perlahan keteteran untuk menguasai area yang cukup luas sendirian. Akibatnya, lini tengah Arsenal cenderung kurang seimbang. Odegaard dan Smith Rowe tidak memiliki atribut bertahan sebaik Partey atau Xhaka. Tidak heran lini tengah sulit bersaing dengan tiga gelandang pekerja keras Liverpool.
Arteta mungkin berencana memasang Odegaard dan Smith Rowe agar bisa bermain lebih menyerang. Namun kenyataanya, baik Odegaard maupun Smith Rowe kesulitan untuk bergerak masuk ke kotak penalti. Odegaard yang lebih turun tidak memiliki ruang yang cukup untuk mengeksplore lini tengah karena ada Smith Rowe di depannya. Sementara Smith Rowe selalu mendapatkan penjagaan ketat. Bahkan, kita lebih sering melihat Lacazette yang turun ketimbang Smith Rowe.
Opsi ini masih bisa jadi pilihan utama Arteta. Mengingat, lawan kita nanti bukan Liverpool. Tanpa mengurangi rasa respect kepada Burnley, kita semua bisa sepakat bahwa Burnley bukan tim seperti Liverpool. Dengan Odegaard dan Smith Rowe juga bisa menambah kreativitas untuk mengurai pertahanan Burnley yang rapat.
Geser Benji
Selain memasangkan Odegaard dan Smith Rowe dan memaksakan Lokonga sebagai single pivot, Arteta punya pilihan untuk menggeser Benji. Berdiri di samping Lokonga dan berperan sebagai DMF. Sementara posisi bek tengah untuk Gabriel dan Holding.
Rencana ini bukan rencana spekulatif tanpa alasan. Sangat masuk akal karena dalam segi pengalaman, musim lalu saat Benji masih berseragam Brighton sesekali ia bermain di posisi DMF. Dari 36 penampilannya, enam kali ia bermain sebagai DMF.
Benji juga memiliki atribut yang cocok untuk menemani Lokonga sebagai double pivot. Kemampuan bertahan sudah terbukti sangat baik. Ia juga berani memegang bola. Tidak jarang ia mengirimkan bola panjang ke depan atau ke sayap untuk lepas dari tekanan lawan. Perannya mungkin akan lebih fokus ke pertahanan sementara Lokonga yang lebih fokus mengalirkan bola. Setidaknya, Lokonga akan merasa lebih nyaman.
Saya pribadi lebih menginginkan Arteta mengambil opsi ini. Karena secara kolektif, tim akan lebih stabil dalam segala fase. Selain itu, Lokonga yang kehilangan sentuhan dapat sedikit lebih tenang karena bebannya tidak terlampau berat. Tierney dan Tomiyasu juga bisa lebih punya ruang untuk mengeksploitasi sayap. Kalaupun gagal, yah masa sih Arteta ga datengin midfielder baru?