Menundukan Serigala – Preview Arsenal vs Wolves

IDGooners.com – Bagi kita, setiap pertandingan adalah laga final. Tidak ada alasan untuk menjatuhkan satu poin pun. Momentum belum terkalahkan di Bulan Februari bisa menjadi modal yang berharga untuk The Gunners. Selain itu, hasil kurang maksimal dari tim kompetitor bisa mempertebal motivasi pemain tanpa mengurangi tekad.

Pertemuan kedua dengan Serigala Kuning dalam bulan yang sama seharusnya tidak mempengaruhi mentalitas anak asuh Mikel Arteta. Kabar baiknya, Gabriel Martinelli telah selesai menjalani sanksi kartu merah aneh di pertemuan sebelumnya. Juga bek kanan andalan, Takehiro Tomiyasu yang kabarnya siap bermain. Dengan kata lain, Meriam London siap menundukan Serigala Kuning dengan kekuatan penuh.

Arsenal Punya Pertahanan Terbaik

Dalam konteks penerapan strategi, apapun strategi yang pelatih terapkan selalu bermula dari pertahanan. Jika kita perhatikan, tim gegenpressing seperti Liverpool memiliki barisan pertahanan yang kokoh. Begitu juga dengan tim penguasaan bola seperti Manchester City yang memiliki pemain bertahan top dunia. Apalagi tim parkir bus yang hampir seluruh pemain fokus untuk bertahan. Maka dari itu, langkah Arteta memperkuat lini pertahanan adalah langkah awal yang penting.

Urutan nilai xGA Tim Liga Inggris (1 Januari 2022-23 Februari 2022)
sumber : understat

Jika kita perhatikan di kolom xGA, tim dengan warna hijau memiliki selisih antara xGA dengan GA yang positif. Artinya mereka adalah tim yang mampu meminimalisasi kebobolan dari tembakan yang dilesatkan lawan. Angka ini setidaknya mampu menggambarkan secara kasar performa pertahanan tim termasuk penjaga gawang.

Di awal tahun 2022 ini, The Gunners adalah tim dengan pertahanan terbaik. Arsenal punya catatan xGA (expected Goal Againist/ harapan kebobolan) terendah di antara seluruh tim di Premier League dengan nilai xGA sebesar 3,62. Dan hanya kebobolan 3 gol. Sayangnya, catatan pertahanan ini tidak bersamaan dengan efektivitas. Akibatnya, sepanjang tahun ini baru mendapatkan 7 poin dari 4 pertandingan.

Pentingnya Memutus Transisi

Jika berkaca dengan pertemuan sebelumnya, Wolves adalah tim yang mengandalkan intensitas. Mereka punya transisi yang cepat yang didukung oleh pemain lincah seperti Podence. Juga punya dua gelandang tidak kenal lelah seperti Ruben Neves dan Joao Moutinho. Dua gelandang ini yang menjadi poros transisi. Maka dari itu, salah satu cara mengantisipasi taktik ini adalah dengan memutus transisi secepat mungkin.

Pada situasi penguasaan bola dan posisi bola sudah progress di kaki Saka, Odegaard, atau Smith Rowe selalu ada Thomas Partey dan Granit Xhaka yang berdiri di belakangnya. Selain untuk opsi umpan tambahan, mereka juga menjadi dua orang pertama yang punya kewajiban menghadang serangan balik lawan. Dalam pertandingan ini, peran mereka sangat penting untuk memutus transisi Raul Jimenez dan kawan-kawan.

Permasalahanya, memutus transisi beresiko terganjar kartu. Apalagi Xhaka, tau sendiri kan ya. Kita lupakan kinerja wasit tapi kenyataanya memang pemain Arsenal terlalu sembrono dalam melakukan pelanggaran. Beberapa pemain cukup lihai dalam “menutupi” pelanggaran agar terlihat tidak terlalu parah. Namun mereka tetap berhasil memutus transisi lawan. Mungkin poin ini perlu menjadi menu latihan khusus.

Megandalkan Kombinasi Ruang Sempit

Pada laga sebelumnya melawan Brentford, banyak sekali umpan bola atas ke arah kotak penalti lawan. Tapi, tidak satu pun berbuah gol. Hasil ini sangat masuk akal karena di lini depan Arsenal tidak ada satu pun pemain yang punya postur jangkung. Sementara, lini belakang Brentford terdiri dari pemain-pemain seukuran pohon beringin. Begitu juga dengan lini belakang Wolves. Conor Coady dan teman-teman sangat kuat dalam duel udara. Peluang satu-satunya untuk memanfaatkan duel udara menjadi gol adalah di skema set piece ketika Gabriel dan White terlibat.

Maka dari itu, mengandalkan crossing bukan lah pilihan yang bijak. Tapi dengan kombinasi di ruang sempit, peluang Lacazette dan kawan-kawan lebih possible untuk berbuah gol. Melihat perkembangan Saka, Smith Rowe dan Martinelli, nampaknya mereka sangat nyaman bermain di ruang-ruang sempit. Gol-gol mereka pun tidak jarang lahir dari ruang sempit yang mengejutkan penjaga gawang. Dengan bermain demikian, bisa mengeliminasi kelebihan pemain jangkung di pertahanan Wolves dan mengeksploitasi kelemahan mereka.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *