IdGooners.com – Arsenal berhasil meneruskan hasil positif di pekan terakhir Liga Inggris musim 2020/2021. The Gunners menang 2 gol tanpa kebobolan kala menjamau The Seagulls. Hasil ini memperpanjang catatan bahwa Meriam London tidak pernah kalah di laga pamungkas Liga Inggris.
SUSUNAN PEMAIN
Arsenal bermain dengan skema 4-2-3-1.Kali ini Arteta kembali menurunkan duet double progressor andalan Xhaka dan Partey. Bellerin yang absen digantikan oleh Chambers. Saka dicadangkan dan lebih memilih Smith Rowe dan Pepe di sayap menyisakan Aubameyang di depan. Sedangkan Brighton bermain dengan skema yang tidak jauh berbeda 4-3-3 dengan mengandalkan Bissouma sebagai box to box.
BABAK PERTAMA
Kedua tim bermain terlalu berhati-hati. Inisiatif serangan diambil oleh tim tuan rumah namun peluang justru lebih banyak tercipta untuk tim tamu. Permasalahan kreatifitas tidak pernah terselesaikan oleh Arteta. Pada pertandingan ini sangat terlihat jelas. Padahal, Brighton tidak bermain parkir bis. Banyak ruang yang bisa dimanfaatkan. Namun, variasi serangan Arsenal sangat monoton.
Sisi positifnya, akurasi umpan The Gunners dalam 5 pertandingan terakhir cukup baik. Setidaknya dengan umpan yang akurat, tim besutan Mikel Arteta tidak mudah kehilangan bola dan terkena serangan balik. Begitu juga di pertandingan ini.
Xhaka dan Partey di tengah sebagai progressor memberikan rasa nyaman untuk lini lain. Lini belakang bermain lebih tenang dan solid karena Xhaka dan Partey tangguh dalam mengantisipasi serangan atau serangan balik dari Brighton. Begitu juga dengan lini depan. Umpan dan penempatan posisi Xhaka dan Partey yang mengisi ruang-ruang kosong antar lini Brighton memberikan Auba dan kawan-kawan lebih banyak opsi kombinasi.
Meskipun begitu, gol yang diharapkan gooners dan gooneretes yang hadir di Emirates Stadium belum kunjung tercipta di babak pertama.
BABAK KEDUA
Tim Tuan Rumah bermain cukup “ngegas” sejak awal babak kedua. Mereka sadar bahwa mereka harus menang untuk mendapatkan posisi ke-7 di klasemen. Sebalikya Tim Tamu menyadari perubahan pola Arsenal dan sedikit memundurkan barisan pertahanan untuk menutup ruang di depan kiper.
Aubameyang sebagai CF sama sekali tidak EFEKTIF
Tiga laga terakhir Arteta terus memasang Aubameyang sebagai Central Forward. Dan dari ketiga laga tersebut sama sekali tidak efektif. Auba ditempel ketat oleh pemain bertahan lawan dan tidak mendapatkan ruang sama sekali. Akibatnya Auba kesulitan meningkatkan pundi-pundi gol nya musim ini.
Aubameyang adalah pemain yang membutuhkan ruang. Musim lalu dia bermain di kiri dan Laca yang sebagai striker di depan. Aubameyang sangat produktif dan membantu Arsenal untuk memenangkan dua gelar (FA dan Community Shield). Sehingga jika dia ditempatkan sebagai striker, otomatis dia tidak memiliki ruang. Alhasil kemampuan Aubameyang tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal.
Pepe Lagi Harum
Hikmah dari Aubameyang yang “mandul” gara-gara dipaksakan sebagai CF membuat pemain lain mendapatkan ruang. Salah satunya Pepe. Mantan pemain Lille tersebut berhasil mencatatkan dua gol dan membawa Arsenal meraih tiga poin.
Yang menarik adalah prosed dua gol Pepe terutama gol ke dua. Proses gol ke-2 Pepe bukan proses gol yang pertama terjadi. Berulang kali Pepe melakukan manuver ciri khas sayap untuk menemukan ruang tembak. Pepe mendapatkan umpan dari Odegaaard lalu melakukan sedikit sentuhan yang diakhiri dengan tembakan placing ke tiang jauh. Semua orang sadar bahwa nilai lebih dari Pepe adalah manuver cut inside yang diakhiri tembakan akurat.
Arteta harus sadar. Karena, di laga awal musim Arteta memberikan Pepe peran yang kurang tepat. Pepe bermain terlalu melebar dan menunggu overlap dari bek sayap Bellerin atau Cedric. Sedangkan di laga penghujung musim. Pepe bermain lebih ke dalam dan mendapatkan lebih banyak ruang untuk melakukan cut inside dan tembakan keras. Peran seperti ini harus dimaksimalkan di musim depan untuk meningkatkan produktivitas Nicolas Pepe