IdGooners.com – The Gunners berhasil mencuri kemenangan atas The Eagles berkat ‘gol telat’ Martinelli dan Pepe di penghujung pertandingan. Skor 1-3 bertahan hingga peluit panjang dibunyikan. Hasil ini membawa Arsenal menjaga peluang untuk dapat berkompetisi di kancah Eropa musim depan.

SUSUNAN PEMAIN
Arsenal turun hampir dengan kekuatan penuh. Bellerin dan David Luiz tidak masuk dalam daftar pemain sedangkan Granit Xhaka berada di bangku cadangan. Arteta bermain dengan skema 4-2-3-1 dengan mempercayakan Partey dan El Neny sebagai double progressor di tengah. Tierney akan melakukan overlap dan Chambers di kanan akan lebih menjaga daerahnya. Di depan, Aubameyang akan mengincar sebanyak-banyaknya gol didukung oleh Saka, Pepe, dan Smith Rowe.
Sedangkan Tim Tuan Rumah turun dengan skuad terbaiknya. Walaupun apapun hasil dari pertandingan ini tidak memberikan pengaruh besar, namun The Eagles tampak tidak mau kalah. Roy Hodgson bermain dengan skema 4-3-3 mengandalkan trio Benteke, Townsend, dan Wilfried Zaha di depan.
BABAK PERTAMA
Awal babak pertama Arsenal langsung mengambil inisiatif serangan. Peluang dari umpan mendatar Smith Rowe dari sisi kanan masih belum dapat dimanfaatkan Aubameyanga dan Saka di dalam kotak penalti. The Gunners bermain cukup taktis. Tidak banyak drible-drible yang tidak perlu, aliran bola cukup cepat, akurasi umpan cukup baik, namun sayang end passing yang masih jauh dari kata sempurna.
Arsenal terlalu banyak menumpuk pemain di sisi sayap, akibatnya ketika umpan diberikan ke dalam kotak penalti, tidak banyak pemain yang bisa meyambut umpan tersebut. Partey dan El Neny tidak berani untuk menusuk atau melakukan coming from behind setidaknya untuk memanfaatkan peluang dari lini kedua.
Dari sisi Tim Tuan Rumah bermain cukup berani dan terbuka, memberikan banyak ruang bagi Arsenal, namun masih belum bisa dimanfaatkan dengan maksimal. Namun dalam beberapa momen mereka lebih memilih menunggu di area pertahanan sendiri. Gary Cahill bermain sangat solid mengawal pertahanan The Eagles. Benteke juga beberapa kali cukup mengancam.
KOMBINASI SAKA-TIERNEY
Arsenal banyak sekali memanfaatkan lebar lapangan. Memulai serangan dari pinggir terutama sisi kiri yang ditempati Tierney dan Saka. Namun segala jenis umpan lebih sering berhasil diblok Gary Cahill dan kawan kawan, atau masih terlalu jauh dari jangkauan Aubameyang.
Akhirnya kombinasi Saka dan Tierney membuahkan hasil. Menit ke 36 Saka dan Tierney yang sejak awal mengekploitasi sisi kanan pertahanan Palace akhirnya berbuah gol. Saka dan Tierney melakukan kombinasi yang diakhiri umpan tajam yang disambut oleh Pepe. Ini adalah gol ke-13 Pepe di musim ini.
BABAK KEDUA
Tuan rumah bermain lebih agresif. Tidak lagi menunggu di babak sendiri melainkan berusahan melakukan high press dengan 5 sampai 6 pemain. Arsenal di awal cukup kesulitan namun perlahan mampu keluar dari tekanan The Eagles. Peran Partey dan El Neny sangat penting untuk menjaga penguasaan bola, terutama saat fase memulai serangan dari belakang.
Strategi high press Roy Hodgson berjalan sangat efektif. Ruang yang sebelumnya leluasa dimiliki Saka dan Tierney di kiri, praktis menjadi sangat tertutup. Arsenal sama sekali tidak mendapatkan peluang dan lebih banyak bermain di area sendiri.
LAGI LAGI SET PIECE
Permasahan antisipasi set piece sepertinya masih belum berhasil dipecahkan oleh Arteta. Terbukti gol penyama kedudukan dari Benteke tampak sangat amat mudah. Terlepas dari umpan akurat Townsend, entah apa yang dilakukan oleh pertahanan Tim Meriam London namun seakan-akan mereka membiarkan begitu saja.
SERANGAN ARSENAL SANGAT MONOTON
Dominasi Arsenal di babak pertama nampaknya memberikan hidayah kepada Roy Hodgson. Pelatih asal Inggris tersebut nampaknya menjadi khatam pola serangan Tim Meriam London tersebut. Alhasil di babak kedua hampir seluruh serangan The Gunners mudah dipatahkan.
GABI SANG PAHLAWAN
Arteta berusaha mengganti strategi dengan memasukan Granit Xhaka, Martinelli, dan Odegaard. Pelatih asal Spanyol tersebut ingin Xhaka dan Odegaard memberikan inovasi supaya serangan Arsenal ‘gak gitu gitu aja’, dan Martinelli menambah daya gedor dengan energi yang masih full.
Pergantian mantan pelatih Pep Guardiola tersebut berbuah manis. Xhaka dan Odegaard memberikan lebih banyak variasi serangan. Akhirnya di babak perpanjangan waktu, umpan manis Odegaard berhasil disambut oleh Gabriel Martinelli dan membawa Arsenal kembali memimpin. Pepe memperlebar keunggulan dan membawa Arsenal ke jalur kemenangan.