
sumber gambar : football.london
Suatu tim sepakbola modern wajib memiliki pusat pelatihan. Fasilitas ini tak kalah penting dari stadion tempat berlaga. Hal ini dikarenakan para pemain, pelatih, dan staf lebih banyak menghabiskan waktu di pusat pelatihan untuk mempersiapkan pertandingan.
Begitu juga dengan Arsenal. Klub asal London Utara ini memiliki pusat pelatihan yang cukup megah di London Colney. Bisa dibilang tempat ini adalah “dapur” bagi Arsenal untuk menyiapkan strategi menyongsong pertandingan di kancah domestik ataupun regional (Champions League/Europa League). Bagaimana perjalanan berdirinya dan selengkap apa fasilitas di London Colney? Simak artikel berikut.
INVESTASI JANGKA PANJANG
Arsene Wenger yang kala itu menjabat sebagai pelatih baru Arsenal, memiliki otoritas penuh. Mulai dari hal teknis di lapangan sampai menentukan kualitas tempat latihan anak asuhnya. Pada awal kedatangannya tahun 1996, Wenger berencana menambah sesi latihannya di fasilitas milik University College London Union (UCLU). Rencananya gagal karena fasilitas tersebut lebih dulu “dipesan” oleh mahasiswa UCLU. Beberapa minggu kemudian terjadi kebakaran dan Arsenal terpaksa berlatih di Sopwell House Hotel, St Albanians.
Saat itu, pria asal Perancis ini sangat kecewa dan mengajukan permintaan agar klub sebesar Arsenal membangun pusat pelatihannya sendiri dengan tujuan investasi jangka panjang. Ia mengaku bahwa keputusan ini adalah salah satu keputusan terpenting yang ia buat untuk klub.
Singkat cerita, pada bulan Februari tahun 1998, pihak berwenang memberikan izin kepada Arsenal untuk membangun pusat latihan di London Colney. Lokasinya bersebelahan dengan pusat latihan Watford. Wenger menambahkan bahwa lapangan saja tidak cukup. Ia menginginkan dukungan dengan fasilitas yang lengkap.
Pusat latihan Arsenal di London Colney mulai dibangun hasil dari rancangan Richard Marshall dengan konsultan dari pihak Dearle & Henderson. Kabarnya, Wenger sangat terlibat dalam proses perancangannya hingga menyentuh ke ranah yang sangat detail. Untuk memperkaya referensi, mereka mengunjungi beberapa pusat latihan klub-klub Eropa lainnya seperti Bayern Munich dan Auxerre.
Proyek seluas 140 hektar selesai dalam waktu 45 minggu dengan biaya 10 Juta Poundsterling. Resmi beroperasi pada tanggal 11 Oktober 1999. Uniknya, Arsenal menggunakan dana hasil penjualan Nicolas Anelka ke Real Madrid sebagai sumber dana utama dalam pembuatan pusat pelatihan ini.
FASILITAS
Ada sekitar 10 lapangan yang dapat digunakan di London Colney. Semua lapangan memiliki drainase bawah tanah dan sistem penyiraman rumput yang otomatis. Lengkap dengan pemanas bawah tanah. Setiap lapangan sebisa mungkin memiliki kualitas yang menyerupai di Emirates Stadium.
Sepuluh lapangan di London Colney memiliki fungsi yang berbeda. Enam lapangan adalah lapangan utama yang rutin digunakan oleh skuad utama. Tiga lapangan cadangan yang biasanya digunakan oleh tim muda Arsenal. Lalu satu lapangan untuk pertandingan persahabatan tim utama atau pertandingan liga U-18.
Selain itu, di dalam kompleks tersebut terdapat area rehabilitasi, ruang fisioterapi, kolam pemulihan, dan hidroterapi. Fasilitas pelengkap lainnya adalah ruang sauna, gym, restoran untuk para staf dan pemain, kantor, ruang rapat, ruang wawancara, bahkan lapangan basket. Dengan fasilitas yang lengkap, tak heran jika akhirnya Timnas Inggris sejak tahun 2003-2012 memakai London Colney sebagai tempat latihan sebelum laga persahabatan/kualifikasi.
KRITIK
Proses pembangunan tempat latihan di London Colney ternyata tidak lepas dari kritik. Saat itu banyak kecaman dari warga setempat. Pada suatu pertemuan, dewan kota setempat mengungkapkan bahwa para pemain Arsenal tidak terlibat dengan kegiatan lokal. Pada awal perencanaan pembangunan tempat latihan, akan ada pelibatan warga lokal dalam kegiatan-kegiatan yang menjalin interaksi antara Arsenal dengan mereka.
Salah satu kasus muncul ketika Shenley Primary School mengajukan permohonan kepada Arsenal agar ada perwakilan pemain tim utama yang hadir dalam acara mereka. Sayangnya pengajuan tersebut tidak kunjung mendapatkan lampu hijau. Arsenal merespon dengan menunjuk tim wanita untuk menyelenggarakan kompetisi lokal. Alhasil empat tahun kemudian, warga setempat menolak dan menentang pengembangan bangunan baru dan pembangunan jalan penghubung. Mereka meyakini pembangunan itu akan meningkatkan polusi suara dan lalu lintas yang padat