Solusi Di Tengah Badai Cedera – Preview Arsenal vs Brighton

IDGooners.com – Pepatah sudah jatuh tertimpa tangga nampaknya cocok menggambarkan situasi terkini di Arsenal. Masalah klasik yang kita khawatirkan di putaran ke dua Liga Inggris akhirnya terjadi. Setelah kekalahan 3 gol tanpa balas dari tim asuhan Patrick Vieira, The Gunners juga kehilangan holding midfielder terbaiknya, Thomas Partey.

Absennya pemain tim nasional Ghana turut menyusul pemain Arsenal lainnya yang sudah terlebih dahulu menepi, Kieran Tierney dan Takehiro Tomiyasu. Kabar terakhir menyebutkan bahwa Tierney akan absen hingga akhir musim, sementara Tomiyasu baru akan bergabung setelah kontra Southampton. Artinya, di sembilan sisa pertandingan yang Arseal miliki, Arteta harus memutar otak untuk meramu skuadnya agar bisa tetap bersaing untuk perebutan posisi ke-4.

Bagaimana Caranya?

Secara garis besar, Arteta perlu beradaptasi (lagi) untuk memaksimalkan potensi pemain yang tersedia. Selain itu, mantan asisten Pep Guardiola ini harus merevolusi mental skuadnya secepat mungkin. Mengingat The Gunners masih memiliki tiga pertandingan berat yang membutuhkan fokus dari tiap pemainnya. Perihal strategi, Arteta punya beberapa opsi yang kita rangkum di bawah ini.

KEMBALI KE 3-4-3

Pada awal karirnya bersama London Merah, skema pertama Arteta adalah 3-4-3. Memang permainannya tidak terlalu atraktif dan cenderung pragmatis. Arsenal sangat mengandalkan pemain sayap untuk menciptakan situasi wide overload dan menciptakan peluang. Dua pivot di tengah akan mendukung dalam aliran bola dan menjaga transisi.

Tiga bek di belakang mungkin menjadi tempat Gabriel Magalhaes, Ben White, dan Cedric Soares. Pemilihan Cedric memang cukup gambling, tapi untuk skema tiga bek, perlu ada satu pemain yang memiliki kecepatan. Mengingat tim-tim di Liga Inggris musim ini banyak yang mengandalkan serangan balik yang cepat.

Dua pivot di sini fungsinya untuk keseimbangan. Maka dari itu, dengan skema ini Arteta terpaksa mengorbankan Martin Odegaard. Kecuali jika Arsenal bertemu dengan tim yang sama-sama menyerang. Sehingga Odegaard cukup mampu jika berpasangan dengan Granit Xhaka atau Lokonga sebagai double pivot. Sementara sayap kiri untuk Tavares dan sayap kanan untuk Bukayo Saka. Dua pemain ini yang akan meyisir sisi lapangan dan akan menjadi pemain yang menempel di garis pinggir lapangan.

Di depan, pilihan terbaiknya adalah Martinelli di kiri, Pepe di kanan, dan Lacazette sebagai poacher. Laca tidak akan berperan seperti biasanya, ia tidak akan turun terlalu jauh dan lebih fokus di kotak penalti untuk mencetak gol. Sementara Martinelli dan Pepe yang bertugas melakukan penetrasi ke dalam kotak penalti untuk setidaknya menarik perhatian lawan dan memberikan ruang untuk Lacazette.

4-3-3 DENGAN DOUBLE PIVOT

Musim ini Arteta berusaha melakukan transformasi skema ke arah 4-3-3. Sejauh ini sudah menunjukkan progres dengan mendorong Xhaka lebih ke depan dan meninggalkan Partey sebagai single pivot. Sayangnya, nama terakhir akan absen dan belum ada yang mampu menjadi single pivot sebaik Partey. Maka, atas alasan keamanan, 4-2-3-1 bisa menjadi opsi yang paling tepat.

Dengan double pivot tentu memberikan keleluasaan bagi wingback (Cedric dan Tavares) untuk melakukan overlap. Karena sejauh ini, kedua wingback terutama Tavares lebih cemerlang dalam fase menyerang. Sehingga, cukup tepat jika Tavares didukung oleh double pivot untuk menutup ruang yang ia tinggalkan saat overlap. Jika melalui skema ini Tavares dapat mencetak assist atau bahkan gol, tentu akan meningkatkan mentalnya pasca kekalahan melawan Palace.

Lantas siapa yang paling tepat mengisi posisi double pivot? Untuk tujuan keseimbangan, Granit Xhaka dan Lokonga lebih cocok. Untuk tujuan bertahan, Granit Xhaka dan El-Neny atau bahkan Granit Xhaka dan Ben White. Tergantung situasi dan kondisi di lapangan.

Perlu kita ingat juga bahwa Arteta mengawali musim ini dengan skema 4-2-3-1. Sehingga pola ini seharusnya tidak asing bagi Arsenal. Penulis pribadi lebih prefer 4-2-3-1 daripada 3-4-3. Karena 4-2-3-1 dapat menonjolkan DNA permainan Arsenal.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *