Tierney yang Terlalu Nyaman

sumber foto : painintherarsenal.com

IdGooners.com – Hanya 1 gol yang bersarang di jaring Aaron Ramsdale dari 4 pertandingan terakhir The Gunners. Torehan tersebut tidak lepas dari performa format baru lini belakang Arsenal. Takehiro Tomiyasu, Ben White, Gabriel Magalhaes, dan Kieran Tierney. Mereka tampil solid dan berhasil “mengantongi” Son, Kane, dan Lucas Moura dalam laga Derby London Utara.

Meskipun tampil mengesankan, ada satu catatan yang masih perlu Arteta benahi. Peran wing-back di musim ini kurang efektif dalam fase menyerang. Faktor ini yang menjadi salah satu produktivitas Arsenal tidak kunjung membaik selain sentuhan Auba dan Pepe yang amburadul.

Salah satu yang layak mendapatkan sorotan adalah performa Kieran Tierney. Sekilas memang tidak ada masalah dengan pemain Skotlandia ini, toh ia tetap menjadi pilihan utama Arteta.

Tetapi, jika kita perhatikan Tierney bermain ada sesuatu yang hilang dari Tierney yang kita kenal di musim lalu. Musim ini ia tidak se-agresif dan se-passionate musim lalu. Entah ia kehilangan sosok David Luiz atau rindu seorang Maharaja Willian Borges. Yang jelas, kontribusi Tierney tidak seperti musim lalu.

Sudah waktunya Arteta merotasi Tierney. Saya mengerti line-up empat bek saat ini sedang dalam performa yang solid. Tetapi, permasalahan Arsenal tidak hanya lini belakang (yang sudah membaik) tetapi juga lini serang. Jika Tierney belum bisa menunjukan performa (setidaknya) seperti musim lalu. Ia sangat layak duduk di bangku cadangan dan biarkan Tavares menyadarkan Tierney bahwa ia ga jago-jago amat.

KEHILANGAN KEBERANIAN

Kita bisa melihat Tierney di musim lalu begitu agresif dan penuh determinasi. Ia tidak ragu untuk berduel dengan siapapun. Overlap yang ia lakukan mampu membuat lini depan Arsenal sedikit terbantu.

Musim lalu, sayap kiri Arsenal sedikit lebih tajam dibanding sayap kanan. Kieran Tierney memberikan kontribusi dengan rajin melakukan overlap dengan timing yang tepat. Ketika berada di area pertahanan lawan, kadang ia memberikan umpan mendatar ke kotak penalti, atau memberikan umpan ke lini kedua, atau ia sendiri yang menusuk ke dalam kotak penalti. Sangat merepotkan dan sulit ditebak.

Saya masih ingat gol solo Tierney kala bertamu ke kandang West Bromwich Albion. Bek kiri asal Skotlandia ini menerima bola dari Rob Holding, membaca situasi sekitar satu detik, mengecoh lawan dengan mendorong bola ke arah yang berbeda dengan arah larinya, berbelok tajam ke dalam kotak penalti, lalu melesatkan tendangan terarah ke pojok tiang jauh dengan kaki kanannya.

cuplikan gol Kieran Tierney kala bertamu ke markas WBA dalam lanjutan Liga Inggris musim 2020/2021 (Arsenal.com)

Proses gol tersebut memang penting, tetapi mental dan keberanian Tierney juga tidak kalah penting. Dalam situasi tersebut terdapat sekitar 5 orang pemain WBA di dalam kotak penalti. Ia berani melakukan cut inside dan melesatkan tendangan dengan tidak menggunakan kaki terkuatnya.

Tetapi, dari tujuh pertandingan yang ia mainkan kebiasaan itu seakan menghilang. Tierney lebih banyak bermain “aman” dengan memberikan umpan ke belakang atau ke tengah yang sama sekali tidak progresif. Sekalinya overlap tidak ada satu pun yang berbuah gol. Tierney seperti seorang lelaki yang ditinggal nikah pacarnya, “mengambang”.

Musim ini, saya masih belum melihat potensi Tierney melakukan hal demikian. Gestur dan raut wajahnya tidak se-bergairah musim lalu. Ia juga tidak banyak melakukan progresive passing. Akurasi umpannya pun masih jauh dari kata oke. Jika dibandingkan secara statistik dengan beberapa pemain top di posisinya, Tierney masih jauh.

Statistik dari whoscored.com

WAKTU YANG TEPAT UNTUK TAVARES

Nuno Tavares belum pernah tampil sebagai starting line up di Liga Inggris musim ini. Ia hanya tampil 4 kali dari 7 pertandingan The Gunners di Liga Inggris. Arteta baru memberikan 47 menit bertanding untuk Tavares atau 547 menit lebih sedikit dari menit bermain Tierney. Artinya 1 menit waktu bermain untuk Tavares setara dengan 13 menit waktu bermain Tierney.

tatistik dari whoscored.com

Berdasarkan catatan di atas, Tavares masih sangat membutuhkan menit bermain. Terlebih, musim ini adalah musim pertamanya bermain di Liga Inggris. Ia belum betul-betul merasakan atmosfer Liga Inggris. Selain itu, ia juga belum mendapatkan kesempatan yang ideal untuk membuktikan kualitasnya.

Penampilan Tavares yang masuk dari bangku cadangan juga tidak terlalu buruk. Ia memiliki postur yang lebih kekar yang sangat berguna untuk memenangkan duel. Selain itu, ia beberapa kali menunjukan overlap dengan timing yang tepat, sehingga ruang yang ia tinggalkan di belakang bisa tercover.

Oleh karena itu, Nuno Tavares sangat layak untuk mendapatkan kepercayaan lebih. Selain untuk mengingatkan Tierney, juga untuk memberikan jam terbang yang sangat dibutuhkan oleh pemain muda seperti Tavares.

Perlu diingat, Tavares adalah seorang rekrutan baru The Gunners. Sebagai rekrutan baru, semangat Tavares masih menggelora. Layaknya mahasiswa baru UGM yang masuk ke lapangan GSP untuk menari pom-pom.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *