Waktunya Kita Mengambil Hikmah. Meskipun Gak Banyak Sih.

IdGooners.com – Musim yang berat sekaligus mengecawakan telah usai. Musim kompetisi 2020/2021, The Gunners hanya meraih piala Community Shield, tersingkir di semi final Liga Eropa, dan hanya finish di peringkat ke-8 Liga Inggris. Sungguh amat mengecewakan. Tetapi, daripada terus bermuram durja. Sebagai warga negara yang mempunyai mental “seberat apapun musibah yang menimpa selalu bilang alhamdulillah”. Yah kita juga sepertinya sudah waktunya untuk mengambil hikmah.

Sumber gambar : Arsenal.com

Dari sekian kesedihan, kekecewaan, kegondokan, dan olok-olokan di tongkrongan yang menimpa kita. Marilah kita bersama-sama mengelus dada, merapatkan barisan, berpegangan tangan, dan mulai memungut remahan sisa-sisa hikmah yang dapat kita dan klub kesayangan kita ambil.

BOCIL-BOCIL AJAIB

Kalau MU punya Bruno, Spurs punya Kane, Liverpool punya Trio Firmansyah (Firmino, Mane, Salah), City punya segalanya, lantas kita punya apa ?
KITA PUNYA BOCIL BUKAN SEMBARANG BOCIL.

Praktis semua pemain senior Arsenal berada di bawah performa standar. Sebut saja Auba, Willian, Lacazette, Xhaka, Bellerin, dan lain sebagainya benar-benar redup. Justru, yang mengangkat tim ini adalah para bocil berusia di bawah 25 tahun. Bukayo Saka (19), Smith Rowe (20), Tierney (23), dan Martinelli (19) adalah segelintir nama yang memberikan secercah harapan kepada fans The Gunners di seluruh dunia. Belum lagi Saliba dan Balogun yang (semoga) akan bermain di musim depan.

Para bocil ajaib ini bermain lebih lepas, efektif, dan efisien. Berulang kali mereka menyelamatkan muka Arsenal. Terakhir ketika Meriam London bertamu ke kandang Crystal Palace. Di menit terakhir Martinelli mencetak gol penentu untuk meraup tiga poin. Performa ciamik mereka kabarnya dipacu oleh bimbingan dari David Luiz yang konon sangat dekat dengan mereka. Luiz seperti ‘abang-abangan’ mereka yang membuat mereka merasa nyaman dan terus termotivasi.

CUMAN IKUT KOMPETISI DOMESTIK

Musim depan kita tidak akan menonton tim kesayangan berlaga di level Eropa. Tentu sedih, tapi memang seperti ini keadaanya. Arsenal dengan skuad dan permainan yang ditunjukan selama musim ini memang belum layak untuk bersaing di kancah Eropa.

Seluruh pihak mulai dari manajemen sampai fans harus mengawal dan mendukung untuk memanfaatkan sebaik-baiknya momen ini. Tidak berkompetisi di Eropa akan mempersulit perekrutan pemain karena pemain bagus ingin bermain di level tertinggi. Justru ini adalah momen penting melihat bagaimana kemampuan rekrutmen dari Arteta dan Edu. Selain itu, kita bisa melihat bagaimana kesadaran dari pemilik yang tidak mendapatkan suntikan dana tambahan dari kompetisi Eropa. Apakah mereka mau menggelontorkan dana untuk membuat tim ini tidak lagi-lagi mengecewakan.

ARTETA MEMANG BELUM SEJAGO ITU

Mikel Arteta telah menjalani satu setengah musim menukangi Arsenal. Beberapa pemain telah diboyongnya seperti Thomas Partey, Willian, Gabriel Magalhaes, dan pemain pinjaman seperti Odegaard dan Mat Ryan. Pemain yang baru datang tampil memang tidak terlalu mengecewakan di musim pertamanya. Apalagi, Partey dan Gabriel baru pertama kali bermain di Liga Inggris. Disamping rekrutan pemain, mantan pelatih Pep Guardiola belum berhasil mengembalikan “DNA” Arsenal dalam permainan.

Contoh sederhana dalam penempatan dan pembagian peran pemain. Aubameyang musim ini tidak terlalu produktif karena dia tidak diberi peran seperti musim lalu. Musim ini Auba lebih sering bermain sebagai CF, sedangkan musim lalu sebagai LWF. Sebagai CF Auba dituntut selalu berada di depan dan masuk ke dalam kotak penalti untuk menyambut umpan. Sedangkan bermain sebagai LWF Auba lebih mendapatkan ruang dan bisa lebih banyak mengekploitasi. Arteta perlu evaluasi lebih mendalam.

Hanya tiga hikmah ini menurut penulis yang patut disadari. Wahai para Gooners dan Gooneretes yang membaca ini. Penulis ingin menyampaikan bahwa Arsenal memang banyak kurangnya, tapi klub ini layak diperjuangkan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *